May 8, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Trump Minta Uang Agar Pasukannya Tetap di Suriah

IVOOX.id, Jakarta - Presiden AS Donald Trump menegaskan kembali perlunya bagi pasukan AS untuk meninggalkan Suriah kecuali Riyadh mau membayar untuk melanjutkan kehadiran pasukan AS di sana.

Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa Arab Saudi mungkin harus membayar jika ingin pasukan AS tetap berada di Suriah.

"Kami hampir menyelesaikan tugas itu [mengalahkan ISIL] dan kami akan membuat tekad sangat cepat, berkoordinasi dengan orang lain di daerah itu, seperti apa yang akan kami lakukan," kata Trump pada hari Selasa saat pers Gedung Putih konferensi dengan para pemimpin dari tiga negara Baltik.

"Arab Saudi sangat tertarik dengan keputusan kami, dan saya berkata, 'Yah, Anda tahu, Anda ingin kami tinggal, mungkin Anda harus membayar'."

Trump berbicara pada hari Senin dengan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud, melalui telepon untuk membahas berbagai masalah regional, termasuk rencana perdamaian antara Israel dan Palestina dan peluang untuk memperkuat kemitraan strategis Amerika-Saudi.

Namun pernyataan Gedung Putih tentang seruan itu, yang dikeluarkan hari Selasa, tidak menyebutkan diskusi apa pun tentang pendanaan Arab Saudi yang meningkatkan upaya militer AS di Suriah.

Demikian pula, pembacaan Gedung Putih pada pertemuan 20 Maret dengan Pangeran Mahkota Saudi Mohammad Bin Salman tidak menyebutkan upaya militer AS di wilayah tersebut.

Pernyataan Trump tampaknya bertentangan dengan retorika di Suriah dari pejabat top AS lainnya. Menteri Pertahanan Jim Mattis dan mantan Menteri Luar Negeri Rex Tillerson telah menjanjikan kehadiran abadi di Suriah tahun lalu.

Tapi Trump menegaskan kembali panggilan untuk mengakhiri kehadiran AS di wilayah tersebut, setelah dia membuat pernyataan serupa di sebuah acara di Ohio pekan lalu.

"Saya ingin keluar. Saya ingin membawa pasukan kami kembali ke rumah," kata Trump.

"Kami melakukan banyak hal di negara ini, kami melakukannya untuk banyak alasan, tetapi itu sangat mahal untuk negara kami, dan itu membantu negara-negara lain lebih banyak daripada membantu kami," tambahnya.

Trump juga mencerca terhadap intervensi AS yang sedang berlangsung di Timur Tengah dan biaya yang terus meningkat.

"Anggap saja, $ 7 triliun selama periode 17 tahun. Kita tidak punya apa-apa. Tidak ada apa-apa kecuali kematian dan kehancuran. Ini hal yang mengerikan. Jadi ini sudah waktunya. Ini saatnya," katanya pada konferensi pers Gedung Putih.

"Kami sangat sukses melawan ISIL. Kami akan berhasil melawan siapa pun secara militer. Tapi kadang-kadang sudah waktunya untuk pulang. Dan kami memikirkan hal itu dengan sangat serius."

Pemerintahan Obama melancarkan perang pada tahun 2014 melawan ISIL setelah kelompok itu berkembang dalam kekacauan perang saudara Suriah dan kemudian melonjak di atas perbatasan Irak dalam upaya untuk menyalip Baghdad.[dra]

0 comments

    Leave a Reply