April 19, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Triwulan I 2017, BDMN Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 29%

iVOOXid, PT Bank Danamon Indonesia, Tbk (BDMN) membukukan laba bersih setelah pajak (net profit after tax/NPAT) sebesar Rp 1 triliun pada triwulan pertama 2017, atau tumbuh 29% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Pertumbuhan tersebut didorong oleh peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar 5% menjadi Rp3,5 triliun akibat penurunan biaya. Rasio biaya terhadap pendapatan (cost to income ratio) sepanjang tiga bulan pertama tahun ini memang terlihat membaik yaitu hanya sebesar 47.5% dibandingkan per Maret 2016 sebesar 48,3%. Penurunan biaya tersebut lantaran perbaikan kualitas aset yang menghasilkan penurunan biaya kredit sebesar 26% menjadi Rp831 miliar.

Kredit BDMN per Maret 2017 ke segmen korporasi, komersial dan institusi keuangan tercatat sebesar Rp36 triliun, atau naik 9% dibandingkan periode yang sama pada 2016. Kredit yang disalurkan BDMN ke segmen UKM meningkat 13% menjadi Rp26,10 triliun. Kredit Mortgage tumbuh 25% menjadi Rp4,7 triliun. Sementara itu, kredit ke segmen mikro melalui Danamon Simpan Pinjam (DSP) turun 29% menjadi Rp9,40 triliun karena persaingan yang ketat di segmen ini, sementara permintaannya berkurang.

Total portofolio kredit dan trade finance di luar perbankan mikro meningkat 4% menjadi Rp117 triliun pada triwulan pertama 2017 dibandingkan periode yang sama pada 2016. Total pembiayaan yang disalurkan Adira Finance, anak usaha Bank Danamon di bisnis leasing kendaraan bermotor, turun 3% mennjadi Rp43,80 triliun pada Januari-Maret 2017 dibandingkan periode yang sama pada 2016.

Kendati demikian, menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), pembiayaan mobil empat baru Adira Finance tumbuh 5% dibandingkan per Maret 2016 sejalan dengan tren industri.

Sejalan dengan target rasio kredit terhadap total pendanaan (LFR) yang ditetapkan antara 92-94%, manajemen BDMN mengurangi kebutuhan atas pendanaan. Total Dana Pihak Ketiga (DPK) turun 9,3% Rp 100,7 triliun per Maret 2017 dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Hal itu terjadi karena pelepasan dana mahal Deposito. Sementara itu, rasio Giro dan Tabungan (CASA) tumbuh 45% pada triwulan pertama 2017 dibandingkan periode yang sama pada 2016 sebesar 41%.

Rasio kredit terhadap total pendanaan atau loan to funding ratio (LFR) berada pada posisi 92,8% dibandingkan dengan 90,2% pada tahun sebelumnya. Loan-to-funding ratio Danamon masih di bawah batas yang ditetapkan Bank Indonesia. Meskipun likuiditas yang ketat pada sistem perbankan pada umumnya, Danamon menjaga tingkat LFR pada level yang ditargetkan.

Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) Bank Danamon secara konsolidasi berada pada posisi 21,8%.

Sementara itu, total Kredit Bermasalah (non-performing loans/NPL) BDMN turun 6% menjadi Rp3,8 triliun per Maret 2017, di saat NPL industri naik 20%. Rasio Biaya Kredit (Cost of Credit Ratio) juga membaik menjadi 2,7% dari 3,6%. Sementara itu, kredit yang telah direstrukturisasi turun 10% menjadi Rp 3,3 triliun. Rasio kredit bermasalah (Gross non-performing loans) BDMN tercatat 3,2%, atau masih jauh di bawah batas yang ditentukan regulator, yakni sebesar 5%.[abr]

0 comments

    Leave a Reply