May 18, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Tips Sehat Berpuasa Bagi Penderita Diabetes

IVOOX.id, Jakarta - Bulan Ramadhan segera tiba. Agar ibadah puasa berjalan lancar, bagi Anda yang punya masalah gula darah atau diabetes mellitus, sebaiknya melakukan pemeriksaan terlebih dahulu.

Hal ini untuk memastikan, apakah secara medis mampu berpuasa atau tidak. Dokter dari Pusat Diabetes Dubai, pusat perawatan dan perawatan diabetes multi-disiplin khusus dari Otoritas Kesehatan Dubai mengatakan, penderita diabetes harus mengikuti tindakan pencegahan tertentu jika mereka berencana untuk berpuasa untuk mempertahankan kadar gula mereka.

“Setiap orang perlu mengikuti tindakan pencegahan tertentu saat berpuasa, tetapi penderita diabetes harus mengambil tindakan pencegahan ekstra karena tubuh mereka tidak memiliki kemampuan untuk mengendalikan fluktuasi kadar gula darah,” kata dr. M. Hamed Farooqi, Direktur Pusat Diabetes Dubai, seperti dilansir Gulfnews.

Dia menambahkan bahwa langkah yang paling penting untuk penderita diabetes yang memilih berpuasa adalah untuk memastikan berkonsultasi dengan praktisi kesehatannya, sehingga dokter dapat memberikan saran apakah aman baginya untuk berpuasa dan untuk mengukur apakah tubuhnya akan mampu mengatur jam panjang puasa.

Setelah itu pasien perlu memodifikasi dosis obat, biasanya menurunkan dosis untuk memastikan mereka mempertahankan kadar gula mereka. Hal yang sama juga berlaku bagi penderita diabetes yang mengalami penyakit ginjal kronis fase 4 dan 5, sedang hamil, punya pekerjaan yang melibatkan aktifitas fisik tinggi, dan penderita diabetes tipe 1.

“Mereka berisiko sangat tinggi dan tinggi mengalami hipoglikemia. Tidak perlu puasa. Tidak perlu khawatir karena Islam itu sangat fleksibel,” katanya.

Ahli penyakit dalam yang banyak meneliti diabetes dan ibadah puasa, Saud M Al Sifri mengungkap, ada 5 hal yang perlu dilakukan oleh penderita gula darah sebelum puasa.

Konsultasi Ke Dokter

Saud mengungkapkan, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengkategorikan risiko. Dengan mengunjungi dokter, penderita bisa menganalisis sejarah penyakit dengan melihat riwayat komplikasi, pengalaman berpuasa pada periode sebelumnya, pengobatan, dan riwayat hipoglikemia. Pasien yang punya riwayat hipoglikemia – gula darah sangat rendah sebagai dampak dari perawatan insulin atau sejenis – terutama dalam 3 bulan terakhir, menurut Saud, tidak perlu puasa.

Hal yang sama juga berlaku bagi penderita diabetes yang mengalami penyakit ginjal kronis fase 4 dan 5, sedang hamil, punya pekerjaan yang melibatkan aktifitas fisik tinggi, dan penderita diabetes tipe 1.

“Mereka berisiko sangat tinggi dan tinggi mengalami hipoglikemia. Tidak perlu puasa. Tidak perlu khawatir karena Islam itu sangat fleksibel,” katanya.

Monitor Gula Darah

Saat ke dokter, penderita diabetes sebaiknya memeriksa gula darah. Langkah ini akan lebih baik jika dilakukan 4-6 minggu sebelum bulan Ramadhan dan secara teratur. Gula darah dikatakan nornal bila rentang jumlahnya adalah 70 – 100 mg/dL dalam pemeriksaan gula darah puasa dan 70 – 140 mg/dL dalam pemeriksaan gula darah 2 jam setelah makan.

Pasien yang pernah mengalami hipoglikemia, gula darah di bawah 70 mg/dL, dianjurkan untuk tidak berpuasa sama sekali sebab risiko hipoglikemia terulang tinggi. Hipoglikemia memang cepat teratasi dengan minum atau makan makanan yang bergula. Namun, satu kali kasus hipoglikemia bisa memicu masalah jantung yang mungkin muncul beberapa bulan kemudian.

Bagi yang berisiko sangat tinggi dan tinggi, jika tetap ngotot berpuasa, maka pemeriksaan gula darah perlu dilakukan dengan sangat intens beberapa kali sehari. Indikatornya, jika beberapa jam setelah sahur gula darah di bawah 100 mg/dL, maka pasien sebaiknya tidak puasa. Jika gula darah sudah di bawah 70 mg/dL, pasien sebaiknya segera membatalkan puasa.

Merencanakan Diet Saat Puasa

Diet di sini bukan berarti diet konotasi penurunan berat badan, tetapi merencanakan asupan makanan sehingga gula darah tetap terkontrol. Perencanaan perlu agar fluktuasi gula darah tidak terlalu tinggi. Fluktuasi ini bisa terjadi antara waktu sesaat sebelum dan setelah berbuka puasa. Salah satu anjuran Saud adalah mengonsumsi buah saat berbuka puasa. “Kurma adalah alternatif yang baik karena kandungan gulanya tidak terlalu tinggi,” katanya.

Saud menuturkan, penderita diabetes sebaiknya baru makan besar sekitar pukul 21.00 dan menghindari makanan yang mengandung gula sederhana dalam jumlah banyak. Dia menambahkan bahwa langkah yang paling penting untuk penderita diabetes yang memilih berpuasa adalah untuk memastikan berkonsultasi dengan praktisi kesehatannya sehingga dokter dapat memberikan saran apakah aman baginya untuk berpuasa dan untuk mengukur apakah tubuhnya akan mampu mengatur jam panjang puasa. Setelah itu pasien perlu memodifikasi dosis obat, guna menurunkan dosis untuk memastikan mereka tetap bisa mempertahankan kadar gula mereka.

Latihan Fisik

Penderita diabetes melitus perlu merencanakan jadwal latihan fisik dengan memperhatikan waktu latihan. “Jangan sampai latihan berat saat menjelang buka puasa karena saat itu gula darah sangat rendah,” kata Saud. Latihan fisik bisa dilakukan pada malam haru setelah beberapa jam waktu buka. Sebaiknya, intensitas latihan lebih ringan dari biasanya.

Diabetes adalah penyakit yang tidak bisa disembuhkan dan membutuhkan perawatan seumur hidup. Apabila sampai terjadi komplikasi seperti penyakit jantung ataupun stroke, maka akibatnya bisa fatal. Oleh karena itu, penderita diabetes harus selalu mematuhi ritual-ritual tertentu untuk mengontrol penyakitnya.

0 comments

    Leave a Reply