May 3, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Timur Tengah Membara: AS Resmi Dinyatakan Teroris oleh Iran

IVOOX.id, Jakarta - Situsasi Timut Tengah makin panas. Kali ini Iran yang memulai. Maklum, belum lama ini Presiden Iran Hassan Rouhani menandatangani sebuah undang-undang yang menyatakan semua pasukan Amerika Serikat (AS) di Timur Tengah sebagai teroris. Gawatnya lagi, undang-undang yang ditekan pada Selasa (30/5/2019) itu juga menetapkan Pemerintah AS sebagai sponsor terorisme.

Balas dendam? Tentu saja. Harap maklum, sebelum menjadi undang-undang, rancangan undang-undang (RUU) tersebut telah disahkan lebih dulu oleh Parlemen Iran pada pekan lalu sebagai pembalasan atas keputusan Presiden Donald Trump yang menyatakan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran sebagai organisasi teroris asing.

Media Pemerintah Teheran yang dikutip Reuters, Rabu (1/5/2019), melaporkan bahwa Rouhani menginstruksikan Kementerian Intelijen, Kementerian Urusan Luar Negeri, angkatan bersenjata, dan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran untuk menerapkan undang-undang tersebut.

Undang-undang itu secara spesifik menyebut Komando Pusat (CENTCOM) AS yang bertanggung jawab atas operasi militer AS di Timur Tengah dan Afghanistan sebagai organisasi teroris.

AS telah membuat daftar hitam puluhan entitas dan orang-orang karena berafiliasi dengan IRGC Iran.  IRGC—yang terdiri dari sekitar 125.000 tentara militer Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara—memerintahkan pasukan Basij mengendalikan program rudal balistik Iran.

Hubungan jangka panjang antara Teheran dan Washington memburuk sejak Mei lalu ketika Trump menarik diri dari perjanjian nuklir 2015 antara Iran dan enam kekuatan dunia (AS, Rusia, Inggris, Prancis, Jerman, dan China). Sejak itu Trump memberlakukan kembali sanksi AS terhadap Iran yang sempat dicabut di era Presiden Obama.

IRGC Iran telah berulang kali mengatakan bahwa pangkalan AS di Timur Tengah dan kapal induk Washington di Teluk berada dalam jangkauan rudal Teheran.

Rouhani dalam pengumumannya juga menegaskan bahwa Iran akan terus mengekspor minyak meskipun sanksi AS ditujukan untuk memangkas pengiriman minyak mentah negara itu menjadi nol.

Sebenarnya, Iran juga merasa pede karena Rusia ada di belakang mereka. Belum lama ini, komandan Angkatan Laut Iran, Laksamana Muda Hossein Khanzadi mengatakan, pasukan militer Iran dan Rusia akan mengadakan latihan di Teluk Persia. Latihan gabungan itu dijadwalkan akan digelar pada akhir tahun ini.

0 comments

    Leave a Reply