October 7, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Tersangka Korupsi Eks Dirut Pertamina Klaim Persediaan LNG Kurang

IVOOX.id - Tersangka korupsi Mantan Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Karen Agustiawan, menyanggah klaim bahwa pengadaan liquefied natural gas (LNG) selama masa kepemimpinannya surplus pasokan. 

“Kalau dibilang oversupply, bisa lihat rencana umum energi nasional itu terkait energi bauran primer. Di sana 2022, disampaikan gas harus 22,5 persen. Saat ini, Maret 2023 baru mencapai 15,7 persen," kata Karen di Gedung Merah Putih KPK dalam keterangannya yang dikutip pada Jumat, (6/10/2023).

Karen menganggap bahwa persediaan LNG masih kurang dan merujuk pada target pemerintah untuk meningkatkan penggunaan gas hingga 22,5 persen pada tahun 2022, yang saat ini baru mencapai 15,7 persen pada Maret 2023.

Dia juga membantah bahwa kebijakan pembelian LNG yang dilaksanakan selama kepemimpinannya merugikan Indonesia, dan bahkan berpendapat bahwa pemerintah masih perlu meningkatkan pasokan saat ini.

Selain itu, sehari sebelumnya karen juga membantah pengambilan keputusan penandatanganan kerjasama LNG bersama Corpus Chnisti Liguefaction (CCL) atas persetujuannya, Karen mengklaim bahwa pihaknya tidak setuju dalam kerjasama tersebut.

“Kalaupun saya sendiri menyatakan tidak setuju atas rencana penandatanganan LNG SPA dengan CCL, namun 7 anggota Direksi lain tetap menyetujui, maka keputusan penandatanganan LNG SPA akan tetap berjalan (prinsip one man one vote),” ujarnya dalam keterangan tertulis Kamis (5/10/2023).

Karen menambahkan Mengenai ketiadaan persetujuan Dewan Komisaris dan RUPS kerjasama pengadaan LNG antara Pertamina dengan CCL telah dijelaskan melalui Memorandum Legal Corporate tanggal 24 Agustus 2013 yang menyatakan bahwa penandatanganan LNG SPA tidak memerlukan persetujuan dari Dewan Komisaris sebagaimana diatur Pasal 11 ayat 8 AD Pertamina, demikian juga tidak memerlukan persetujuan RUPS sebagaimana tersebut dalam Pasal 11 ayat 10 AD Pertamina dan juga Board Manual 2013.

Ia menegaskan bahwa pihaknya tidak mengintervensi dalam pengambilan kebijakan tersebut. “Bahwa saya sama sekali tidak pernah mengintervensi atau mengarahkan tim di Pertamina sehubungan dengan pengadaan LNG antara Pertamina dengan CCL,” tutup Karen.

Galaila Karen Kardinah alias Karen Agustiawan menjabat Direktur Utama PT Pertamina (Persero) dari 2009 hingga 2014. Dia adalah perempuan pertama yang menempati posisi puncak di Pertamina sepanjang 51 tahun sejarah perusahaan itu.

Sebelum bekerja di Pertamina, lulusan Teknik Fisika Institut Teknologi Bandung (ITB) angkatan 1978 itu sudah malang melintang di industri minyak dan gas. Dia pernah bekerja di perusahaan multinasional Amerika Mobil Oil kemudian Halliburton, sebelum bergabung dengan Pertamina pada 2006.

Karen lahir di Bandung, Jawa Barat pada 19 Oktober 1958. Ayahnya, Sumiyatno adalah delegasi pertama Indonesia untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan pernah menjabat presiden Biofarma.

0 comments

    Leave a Reply