Terkesan Minim Serangan, Indef Sebut Debat Pilpres Pamungkas Anti Klimaks

IVOOX.id - Debat pamungkas Pilpres 2024 pada Ahad malam (4/2/2024) dinilai sebagai titik puncak yang berbeda oleh Institute for Development of Economics and Finance (INDEF). Berbeda dengan empat debat sebelumnya yang penuh serangan, debat terakhir ini dianggap sebagai momen di luar kebiasaan, di mana para calon presiden (Capres) terlihat saling melengkapi argumen.

Menurut Ekonom Senior INDEF Ahmad Tauhid, debat tersebut menunjukkan adanya saling melengkapi antara Capres, yang mengisi kekurangan satu sama lain.

"Debat tadi malam tampaknya jadi titik puncak yang di luar kebiasaan, (debat) satu sampai empat ada perdebatan luar biasa, tapi (capres) saling melengkapi (argumen dalam debat semalam), saling mengisi kekurangan, sehingga bahasanya, kita kena prank nasional," ujar Ahmad Tauhid.

Meskipun demikian, ada pertanyaan mengenai apakah debat tersebut mampu menghasilkan jawaban dan solusi konkret terhadap permasalahan yang dihadapi. Isu-isu seperti kesejahteraan, tenaga kerja, disabilitas, dan digital menjadi sorotan dalam debat tersebut.

Namun, Faisal Basri, Ekonom Senior lainnya, menyatakan bahwa debat pamungkas tersebut terasa antiklimaks karena para Capres lebih memilih untuk bermain aman.

Mereka cenderung menjaga sikap agar tidak terkesan nyinyir di debat, mengingat karakteristik masyarakat Indonesia yang tidak menyukai sikap nyinyir.

"Debat kelima ini adalah antiklimaks karena semua main aman. Semua sadar karakteristik orang Indonesia tidak suka sama orang yang nyinyir kayak saya ini. Mereka menjaga agar tidak terkesan nyinyir di debat. Padahal ini kaitannya dengan public policy (kebijakan publik)," kata Faisal.

Selain itu, hasil riset INDEF yang melibatkan mayoritas warganet Indonesia menunjukkan bahwa debat kelima capres 2024 dianggap sebagai yang 'paling adem' dibandingkan empat debat sebelumnya. Analisis dilakukan terhadap 74.356 perbincangan dari 54.170 akun di media sosial yang bersih dari buzzer.

Debat pamungkas Pilpres 2024 mengangkat tema besar kesejahteraan sosial, pembangunan sumber daya manusia (SDM), dan inklusi, dengan subtema mencakup pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, kebudayaan, teknologi informasi, kesejahteraan sosial, dan inklusi. Debat berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC) dengan Prabowo Subianto memulai sesi pemaparan visi-misi