October 4, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Teleponan, Menlu AS dan China "Ributkan" Xinjiang, Hong Kong, dan Taiwan

IVOOX.id, Beijing - Menlu AS dan China berbicara lewat telepon Sabtu, pembicaraan tingkat tinggi pertama sejak Presiden Joe Biden menjabat dan membahas beberapa masalah kritis yang telah membuat tegang hubungan kedua negara.

Menlu China Yang Jiechi dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken membahas poin-poin ketegangan melalui panggilan telepon dalam hubungan bilateral antara keduanya, terutama situasi di Xinjiang, rumah bagi minoritas Uighur yang perlakuannya sangat dikritik di Barat, serta Hong Kong dan Taiwan.

Kedua pernyataan tersebut menegaskan kembali posisi berbeda dari negara-negara tersebut, yang telah bentrok pada masalah perdagangan hingga tindakan keras Beijing di Hong Kong hingga peningkatan dukungan AS untuk Taiwan yang demokratis yang berpemerintahan sendiri. Hubungan AS-China telah jatuh ke posisi terendah baru dalam beberapa tahun terakhir, sebagian dipercepat oleh mantan Presiden Donald Trump yang memulai perang dagang dengan Beijing dan menyalahkannya atas pandemi virus korona yang telah menewaskan lebih dari 2 juta orang di seluruh dunia.

Blinken mengatakan AS akan bekerja dengan sekutu untuk meminta China "bertanggung jawab atas upayanya untuk mengancam stabilitas di Indo-Pasifik, termasuk di seluruh Selat Taiwan".

Dia mengatakan bahwa Amerika Serikat akan terus membela hak asasi manusia dan nilai-nilai demokrasi, termasuk di Xinjiang, Tibet, dan Hong Kong, menurut pernyataan Departemen Luar Negeri.

Secangkan Yang mengatakan bahwa saat ini, "hubungan Sino-AS berada pada titik kritis."

"Kebijakan pemerintah China terhadap AS selalu mempertahankan stabilitas dan kontinuitas tingkat tinggi," katanya seperti dikutip oleh Kantor Berita Xinhua yang dikelola pemerintah.

Dia mendesak Washington "untuk memperbaiki kesalahan yang dibuat selama periode waktu tertentu dan bekerja dengan China untuk menegakkan semangat non-konflik, non-konfrontasi, saling menghormati, dan kerja sama win-win dan fokus pada kerja sama, mengelola perbedaan serta mempromosikan pembangunan China-AS yang sehat dan hubungan yang stabiln."

Pihak China menyatakan bahwa Xinjiang, Hong Kong dan Tibet adalah urusan internal yang ketat dan mereka tidak akan mentolerir campur tangan asing, lapor Xinhua.(globalnews.ca)

0 comments

    Leave a Reply