April 20, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Target PLN Terus Tingkatkan Elektrifikasi 99,9% Sampai Akhir Tahun Ini

IVOOX.id, Jakarta -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) terus mengejar target elektrifikasi nasional sebesar 99,9% akhir tahun ini.


Per September 2018, rasio elektrifikasi mencapai 98,05% atau lebih tinggi daripada target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 yang sebesar 97,5%.


Pekan lalu, PLN telah menuntaskan 100% rasio desa berlistrik di Provinsi Bengkulu. Hal itu ditandai dengan  peresmian desa berlistrik yaitu Desa Tanjung Aur, Kecamatan Maje, Kabupaten Kaur.


Executive Vice President Distribusi Operasi Regional Sumatra PLN, Supriyadi, menyampaikan bahwa pembangunan jaringan kelistrikan menuju Desa Tanjung Aur ini meliputi pembangunan jaringan tegangan menengah sepanjang 18,96 kilometer sirkuit, jaringan tegangan rendah sepanjang 4,73 kilometer sirkuit, serta gardu distribusi sebanyak 4 unit.


“Saat ini di Provinsi Bengkulu seluruh desa telah teraliri listrik. Langkah kami tidak berhenti sampai di sini saja, kami terus berupaya melistriki masyarakat hingga ke level dusun dan ­kampung-kampung,” ungkap Supriyadi.

Di Sumatra Barat, PLN menargetkan rasio elektrifikasi di provinsi itu mencapai 98% atau meningkat dari posisi Maret 2019 sebesar 92,8%.


General Manager PLN Unit Induk Wilayah Sumatra Barat Bambang Dwiyanto mengatakan pihaknya optimistis dapat mencapai target elektrifikasi tersebut.


“Tantangan di wilayah ini ialah kondisi geografis yang menantang. Banyak wilayahnya cukup jauh terpencil, remote area, yang berada di balik gunung sehingga minim infrastruktur terutama jalan,” katanya.

Namun, PLN dengan berbagai upaya tetap akan ­melistriki daerah-daerah pelosok itu.


Penyediaan tenaga listrik

Di Jakarta, Vice President Public Relations PLN Dwi Suryo Abdullah mengungkapkan rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL). RUPTL merupakan dokumen yang berfungsi sebagai pedoman pengembangan sistem tenaga listrik di wilayah usaha PLN untuk 10 tahun mendatang .


RUPTL disusun tidak hanya berdasarkan untuk memenuhi kebutuhan listrik 10 tahun yang akan datang di wilayah usaha PLN, tetapi juga mempertimbangkan jenis energi primer yang akan digunakan seperti energi baru dan terbarukan, gas, batu bara, dan minyak. Selain itu, mempertimbangkan dana yang akan dibutuhkan agar lebih ekonomis.


Perencanaan pembangkit listrik berbasis potensi daerah bertujuan memenuhi target ketahanan energi nasional.


”Sebagai contoh, jika di suatu daerah memiliki tambang batu bara, bisa dibuat mine-mouth coal-fired power plant atau pembangkit listrik tenaga uap mulut tambang, Begitu pula jika terdapat geotermal, sebaiknya membangun pembangkit berbasis panas bumi,” ujar Dwi Suryo.


Bila hal itu diakomodasi, akan berimplikasi mengurangi ketergantungan terhadap impor energi.


Proses penyusunan RUPTL tak hanya usul PLN, tapi juga telah dikonsultasikan ke publik. Penyusunan RUPTL melalui tahapan yang sangat panjang mulai tingkat daerah yang tertuang dalam rencana umum ketenagalistrikan daerah (RUKD) hingga menjadi dasar dalam penyusunan RUKN dengan mempertimbangkan masukan Dewan Energi Nasional dan visi ekonomi Indonesia mendatang.

0 comments

    Leave a Reply