April 26, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Tantangan Berat Hantui MU di Musim Depan

 

IVOOX.id, Manchester – Manchester City kembali ke Etihad untuk merayakan kemenangan gelar Liga Inggris dengan menakjubkan. Namun, di sisi lain kota Manchester, suasana terlihat suram.

Tim juara asuhan Pep Guardiola berpesta hingga larut malam pada hari Minggu (12/5) waktu setempat di depan ribuan penggemar setelah mengalahkan Brighton. City memenangkan mahkota liga kedua berturut-turut dan menjadi tim pertama yang mencapai prestasi itu sejak Manchester United pada tahun 2009.

Pada tahun itu, tim Sir Alex Ferguson merayakan gelar ketiga berturut-turut untuk mengokohkan posisi mereka sebagai raja sepakbola Inggris. Sementara City yang terpaut setahun sebelum pengambilalihan klub oleh investor asal Abu Dhabi, berakhir di urutan ke-10.

Situasi yag terjadi di Manchester berbalik dalam beberapa tahun terakhir. Keterpurukan MU mencapai titik terendah musim ini dengan kekalahan 2-0 yang memalukan di Old Trafford di tangan Cardiff yang telah terdegradasi.

MU finis di luar posisi empat besar dalam empat dari enam musim sejak Ferguson pensiun. Musim ini, selisih 32 poin di bawah City nyaris tidak dapat dipercaya. Selisih poin yang begitu besar membuat MU berada lebih dekat dengan zona degradasi dibanding ke puncak klasemen.

Pelatih MU Ole Gunnar Solskjaer menikmati kebangkitan sesaat setelah mengambil alih kendali tim dari Jose Mourinho pada Desember, memenangkan 14 dari 17 pertandingan pertamanya di semua kompetisi.

Tapi, setelah kebangkitan luar biasa melawan Paris Saint-German untuk melaju ke perempat final Liga Champions, seolah ada yang hilang. MU hanya menang dua dan kalah pada delapan dari 12 pertandingan terakhir mereka.

MU berakhir di posisi keenam - persis di mana mereka berada ketika Mourinho dipecat. Klub berjuluk “Setan Merah” itu harus menjadi penonton ketika City merebut mahkota juara, Liverpool dan Tottenham mencapai final Liga Champions sementara Chelsea dan Arsenal menyiapkan pertemuan final Liga Eropa.

“Kami bukan klub yang seharusnya berada di urutan keenam,” ujar Solskjaer kepada Sky Sports. “Di situlah kami saat ini, tetapi kami siap untuk itu, para penggemar dan pendukung juga,” sambungnya.

“Ini adalah hal memalukan ketika kami berjalan keluar dari lapangan bertepuk tangan dan mendapatkan dukungan yang kami miliki, tapi kami gagal. Dukungan penggemar adalah dasar klub ini, kami akan bangkit kembali,” tandasnya.

Juan Mata adalah salah satu dari beberapa pemain MU yang mungkin memainkan pertandingan terakhirnya untuk klub.

Tim asuhan Solskjaer membutuhkan perombakan radikal setelah bertahun-tahun berada dalam keterpurukan. Namun, mereka juga menghadapi tantangan sulit hanya untuk mempertahankan beberapa dari pemain yang dapat membuat kontribusi positif untuk maju. David de Gea, Marcus Rashford, dan Paul Pogba semua telah berakhir kontraknya dalam dua tahun ke depan dan harus menandatangani kesepakatan baru.

Gagal berpartisipasi di Liga Champions membuat MU bergantung pada kekuatan keuangan mereka untuk merekrut pemain baru dan mengambil risiko pengeluaran berlebihan.

Alexis Sanchez, yang meminta maaf kepada penggemar menyusul penampilannya yang mengecewakan, adalah simbol dari jutaan uang klub yang terbuang sia-sia.

Perombakan skuad telah dimulai dengan Ander Herrera dan Antonio Valencia hengkang dengan status bebas transfer. Solskjaer mengakui pada hari Jumat bahwa akan “ajaib” bagi MU bisa menantang City dan Liverpool untuk merebut gelar musim depan.

“Bagi kami sendiri, fokus jangka pendek di liga adalah berada di posisi empat besar,” ujar Solskjaer kepada BBC.

Ambisi terbatas itu menunjukkan seberapa jauh MU telah jatuh sejak City keluar dari bayang-bayang Setan Merah. (luthfi ardi)

0 comments

    Leave a Reply