May 5, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Taman Safari Indonesia Luncurkan Program “Kucing Besar”

 

IVOOX.id, Bogor - Objek wisata nasional Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, meluncurkan program baru, yakni pengunjung bisa memberikan makan langsung kepada satwa yang tergolong "kucing besar".

"Namanya 'Feline Feeding', sebuah program baru di Taman Safari Indonesia Bogor yang penuh dengan tantangan sekaligus mendebarkan," kata Kepala Humas TSI Cisarua, Yulius H Suprihardo kepada Antara di Bogor, Jumat.

"Yaitu memberi makan sekelompok 'kucing besar' buas dari jarak yang sangat dekat,' tambahnya.

Berdasarkan literatur terkait satwa itu, "kucing besar" adalah istilah yang bukan merupakan klasifikasi biologis, namun digunakan untuk membedakan spesies kucing yang lebih besar dari yang lebih kecil. Jenis "kucing besar" di antaranya termasuk empat anggota genus "Panthera", yakni harimau, singa, jaguar, macan tutul, citah (cheetah), puma, dan macan tutul salju, dengan ciri khas bisa mengaum

Yulius menjelaskan bahwa program yang baru diluncurkan beberapa waktu lalu itu dapat membuat adrenalin pengunjung meningkat. Penyebabnya, karena sekelompok singa yang jumlahnya puluhan akan mendekati pengunjung, dan satwa buas itu kemudian saling berebut sepotong daging yang diberikan. Dalam program ini, pengunjung akan berada dalam kerangkeng sebuah kendaraan yang dirancang khusus. Kemudian mereka akan diantar menuju area berkumpulnya sekawanan singa.

Para pengunjung pun ditantang untuk memberikan berupa potongan daging dengan menggunakan stik yang disediakan oleh "keeper" -- perawat atau penjaga satwa -- yang mendampinginya. Jarak pengunjung dengan puluhan singa itu hanya sebatas jeruji. Pemberian daging kepada singa tersebut memakan waktu selama lebih kurang 15 menit. Seorang pengunjung sedang memberikan makan satwa "kucing besar" yang liar dan buas dalam program "Feline Feeding", yakni memberi makan sekelompok "kucing besar" buas dari jarak yang sangat dekat di TSI Cisarua, Kabupaten Bogor, Jabar.

"Jadi, sensasinya adalah suasana tegang, dan auman singa-singa itu membuat suasana mencekam," katanya. Meski mendebarkan, kata dia, namun ia memastikan pengunjung tidak perlu khawatir, karena mereka akan didampingi oleh dua orang "keeper". "Dan kendaraan tersebut dirancang sedemikian rupa, sehingga aman dan nyaman serta tidak membahayakan baik satwanya maupun pengunjungnya," katanya. Sebelum mengikuti program itu, para "keeper" akan memberikan penjelasan dan arahan terlebih dahulu kepada pengunjung. Ia menambahkan bahwa untuk mengikuti kegiatan ini, pengunjung harus mendaftarkan diri terlebih dahulu di bagian informasi yang berada di area "Plaza Gajah".

Dalam program ini, peserta dibatasi maksimal sebanyak enam orang pengunjung. Pengunjung pun bisa mengikuti kegiatan ini dengan waktu yang telah ditentukan.

Adapun jadwal pemberangkatan kendaraan berterali besi ini pada pukul 10.00 WIB, pukul 11.00 WIB, pukul 13.00 WIB, pukul 15.00 WIB dan pukul 16.00 WIB. Pengunjung bisa memilih jadwal jadwal tersebut. Untuk mengikuti kegiatan ini, pengunjung dikenai biaya. "Tapi tidak harus merogoh kocek yang tidak terlalu besar, namun memperoleh sensasi dan pengalaman yang tidak terlupakan," katanya.

Selain sebagai objek wisata nasional, TSI juga ditetapkan pemerintah sebagai lembaga konservasi satwa "ex-situ" (di luar habitat alami). Ribuan satwa, baik endemik Indonesia maupun satwa dari luar negeri melalui kerja sama berada di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, yang berhawa dingin itu.

0 comments

    Leave a Reply