May 3, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Tahun Politik Membuat Industri Mamin Tetap Optimis

IVOOX.id, Jakarta - Pada tahun 2018 ini merupakan tahun politik dimana pemilihan kepala daerah akan berlangsung diberbagai daerah di Indonesia, namun industri makanan dan minuman (mamin) diyakini tetap tumbuh secara positif. Momentum pilkada ini berpotensi dapat meningkatkan konsumsi produk mamin lokal.

“Trennya memang pertumbuhan industri mamin di atas 7 persen, dengan catatan adanya aturan atau kebijakan yang mendukung peningkatan produksi. Kami memproyeksi kinerja industri mamin tahun ini sebesar 8-9 persen, sebagai target moderat,” kata Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian Panggah Susanto seusai acara Diskusi Media di Jakarta, Selasa (30/1).

Berdasarkan catatan Kemenperin, laju industri mamin pada triwulan III tahun 2017 mencapai 9,46 persen atau di atas pertumbuhan ekonomi nasional sekitar 5,06 persen di periode yang sama. “Jadi, rata-rata kuartal I-III tahun 2017, sektor ini diperkirakan sebesar 8,24 persen,” ujar Panggah.

Menurutnya, selama ini industri mamin berkontribusi signifikan kepada pertumbuhan ekonomi nasional, terutama sumbangsihnya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) industri nonmigas. Pada triwulan III/2017, tercatat industri mamin memberikan hingga 34,95 persen atau tertinggi dibandingkan capaian subsektor lainnya.

Kemudian, sumbangan besar lainnya terlihat dari nilai ekspor produk mamin pada tahun 2017 mencapai USD31,8 miliar (termasuk minyak kelapa sawit). Adapun di luar minyak kelapa sawit, sebesar USD11,5 miliar. “Sehingga neraca perdagangan mengalami surplus bila dibandingkan dengan nilai impor produk mamin pada periode yang sama sekitar USD9,88 miliar,” tutur Panggah.

Bahkan, kontribusi penyerapan tenaga kerja di sektor manufaktur didominasi oleh industri mamin sebanyak 3,3 juta orang atau sebesar 21,34 persen. Sementara itu, pada periode Januari-September 2017, nilai investasi industri mamin mencapai Rp27,9 triliun untuk penanaman modal dalam negeri (PMDN), sedangkan nilai investasi untuk penanaman modal asing (PMA) sebesar USD1,4 miliar.

“Untuk itu, mutlak dilakukan sinergi program dan kegiatan antara pemerintah dan stakeholder dalam pengembangan industri mamin nasional, mulai dari sektor primer sebagai penyedia bahan baku, hingga sektor industri pengolahan dan sektor moneternya,” papar Panggah.

Sedangkan, guna memacu daya saing dan mempercepat industrialisasi, diperlukan pula langkah strategis seperti mempermudah akses bahan baku, sistem logistik dan distribusi, serta kegiatan penelitian dan pengembangan. Upaya ini juga mendukung dalam penerapan Industry 4.0.

“Industri mamin kita sudah menyiapkan sarana-prasarananya, antara lain teknologi, infrastruktur yang mendukung, dan kompetensi SDM industri. Sehingga sektor ini lebih mampu kompetitif baik di pasar dalam maupun luar negeri,” imbuhnya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) Adhi Lukman menyampaikan, anggotanya banyak yang sudah menerapkan otomasi dengan menggunakan sistem robotik yang terintegrasi dengan internet dalam pengoperasiannya. Langkah ini untuk menyambut kesiapan dalam pemberlakuan era revolusi industri keempat yang tengah berjalan.

“Ternyata implementasi Industry 4.0 tidak mengurangi tenaga kerja, malah perusahaan membuka kesempatan pekerjaan baru guna mendukung penggunaan teknologi terkini dalam upaya meningkatkan produksi,” jelasnya.

Adhi berharap semua pihak harus siap menghadapi perkembangan Industry 4.0 dan ekonomi digital, termasuk dalam membangun kompetensi SDM dan pembentukan regulasi yang mendukung dunia usaha. “Perubahan pola pikir atau soft skill yang terutama, di samping peningkatan perangkat kerasnya,” tuturnya.

Adhi juga meyakini, kunci dari pertumbuhan tahun 2018 adalah koordinasi dalam mengelola kebijakan dan regulasi yang kondusif, terlebih 2018 merupakan tahun politik. Jika itu terjadi, GAPMMI optimistis industri mamin bisa tumbuh lebih tinggi mencapai 10 persen atau naik dari tahun sebelumnya.

“Tahun 2018 adalah tahun politik, di mana umumnya uang beredar akan meningkat dan diharapkan dapat pula mendongkrak konsumsi makanan dan minuman. Pemerintah perlu memastikan Pilkada yang dilaksanakan di 171 wilayah berlangsung aman dan damai,” harapnya.[dra]

0 comments

    Leave a Reply