April 25, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Susy Susanti : Tunggal Putri Masih Lemah

IVOOX.id, Jakarta – Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PP PBSI, Susy Susanti, mengakui sektor tunggal putri, tunggal putra, dan ganda putri masih belum menunjukkan peningkatan. Hal itu didasarkan dari hasil gelaran Indonesia Open 2018.

Pada ajang BWF Super 1000 yang berakhir Minggu (8/7) kemarin, Indonesia berhasil meraih dua gelar lewat ganda campuran, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, dan ganda putra andalan Indonesia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon. Sedangkan tiga sektor lainnya masih belum menunjukkan peningkatan.

“Saya (kemarin) memang tidak mau muluk-muluk karena melihat persaingan ketat. Makanya target minimal satu sambil membenahi yang tiga sektor lain. Tapi, ternyata mendapat dua tentu betul-betul melebihi target," kata Susy di Jakarta, kemarin.

Wakil tunggal putra dan putri berguguran di babak 16 besar. Sementara, ganda putri sampai perempat final. Melihat pencapaian itu, Kepala Bidang Pembinaan Prestasi PP PBSI, Susy Susanti, menyadari lemahnya sektor tunggal putra dan putri serta ganda putri. Diakuinya PBSI masih butuh waktu untuk meningkatkan performa pemain.

Di sektor ganda putri, PBSI menurunkan cukup banyak wakil di ganda putri dengan hasil terbaik diraih Greysia Polii/Apriyani rahayu dengan mencapai babak perempat final. Mereka dikalahkan wakil Jepang, Yuki Fukushima/Sayaka Hirota.

Susy menyebut kelas sektor ganda putri belum bisa bersaing di Indonesia Open, yang mulai tahun ini naik level.  Sedangkan sektor lainnya, seperti ganda putri mungkin level superseries sudah mulai bisa tapi tidak untuk level premier. Begitu dengan sektor tunggalnya, utamanya yang putri," ulasnya.

Pada sektor tungga putri, PBSI menurunkan empat wakil pelatnas di tunggal putri Indonesia Open. Hanya Gregoria Mariska Tunjung yang lolos ke babak kedua. Fitriani, Dinar Dyah Ayustine, dan Lyanny Allesandra terhenti di babak pertama.  “Kami paham lah. Kalau tunggal putri, saat saya masuk kemudian sim salabim satu dua tahun langsung juara kan tidak juga. Ya, harus melihat stok pemain juga apalagi dengan hilang satu generasi. Jepang saja butuh bertahun-tahun cuma saya juga tidak mau seperti itu. Tapi, bagaimana lima tahun atau dua tahun ke depan minimal masuk dulu di level elite dunia atau minimal juara di superseries," kata Susy.

Di sektor tunggal putra, Indonesia hanya mampu mendapatkan dua tempat di Indoensia Open: Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting. Jonatan disingkirkan Viktor Axelsen dari Denmark di babak pertama, Anthony dikandaskan wakil Jepang, Kento Momota, yang kemudian menjadi juara.

“Tunggal putra pun kami ada pekerjaan rumah bagimana cari mematangkan mereka yang saat ini berada di rangking 11 dan 12 supaya lebih konsisten dan yakin lagi. Dari strategi permainan terutama saat melewati kesulitan utamanya di poin kritis. Hal itu yang masih perlu dibenahi," ujar Susy. (luthfi ardi)

0 comments

    Leave a Reply