May 19, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Suku Bunga Acuan Potensial Gairahkan Properti Apartemen

iVOOXid, Jakarta - Kebijakan terkait suku bunga acuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia mesti benar-benar diperhatikan dengan baik karena hal itu berpotensi untuk menggairahkan kinerja properti untuk pembelian atau penjualan apartemen.

"Untuk kelas menengah ke bawah, 'concern' utama mereka adalah terkait daya beli baik untuk memenuhi 'down payment' (uang muka) atau mencicil kredit setiap bulan. Jadi faktor suku bunga perbankan sangat penting dan sangat mempengaruhi mereka," kata Senior Associate Director Research Colliers International Ferry Salanto dalam paparan properti yang digelar di Jakarta, Selasa (3/10/2017).

Apalagi, Ferry juga mengingatkan bahwa untuk tahun 2017 ini jumlah pembeli perumahan, baik apartemen maupun rumah tapak, jumlah yang membeli menggunakan KPR lebih besar dibandingkan beberapa tahun lalu.

Hal itu, ujar dia, juga ditunjang sejumlah faktor antara lain adalah kebijakan BI yang menurunkan LTV ratio (loan-to-value), atau rasio jumlah pinjaman dengan nilai properti yang ditransaksikan.

Sebagaimana diwartakan, Ekonom Bank Pembangunan Asia (ADB) Priasto Aji mengatakan penurunan suku bunga acuan secara bertahap akan membantu pertumbuhan kredit dan mendorong kinerja perekonomian nasional.

"Dampaknya memang tidak terlihat dalam waktu cepat dan berlangsung secara gradual," kata Priasto di Jakarta, Selasa (26/9).

Priasto mengatakan penurunan suku bunga acuan ini juga bisa mendukung penyesuaian suku bunga kredit perbankan, meski hal tersebut tidak bisa berlangsung dalam waktu cepat.

Sebelumnya, Research Analyst perusahaan jasa finansial ForexTime, Lukman Otunuga menyatakan pasar finansial dikejutkan dengan langkah pemangkasan suku bunga acuan yang telah dilakukan oleh Bank Indonesia.

"Pasar finansial benar-benar dikejutkan pada hari Jumat setelah Bank Indonesia tanpa diduga memangkas suku bunga acuan utama untuk bulan kedua berturut-turut di bulan September," kata Lukman Otunuga, Selasa (26/9).

Menurut dia, langkah mengejutkan dari BI itu juga menunjukkan keyakinan dari lembaga tersebut dalam mempersiapkan kebijakan moneter AS yang lebih ketat dan mengatasi inflasi domestik.

Seperti diketahui, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia mulai 20 hingga 22 September 2017 memutuskan untuk menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps dari 4,5 persen menjadi 4,25 persen setelah pada bulan lalu juga menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps.

Penurunan suku bunga acuan tersebut diikuti dengan penurunan suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 3,5 persen dan Lending Facility turun 25 bps menjadi 5 persen berlaku efektif sejak 25 September 2017.

"Penurunan suku bunga acuan ini masih konsisten dengan realisasi dan perkiraan inflasi 2017 yang rendah serta prakiraan inflasi 2018 dan 2019 yang akan berada di bawah titik tengah kisaran sasaran yang ditetapkan dan defisit transaksi berjalan yang terkendali dalam batas yang aman," kata Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo saat jumpa pers di Jakarta, Jumat (22/9) malam. (ant)

0 comments

    Leave a Reply