May 3, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Sudah Memprediksi Kejatuhan Rupiah Setahun Yang Lalu, Rizal Ramli: Ada 3 Tandanya !

IVOOX.id, Jakarta - Nilai tukar rupiah terus merosot sejak awal tahun lalu. Pekan kemarin Rupiah menyentuh angka 14.700 an per Dolar AS. Setahun yang lalu Ekonom Rizal Ramli lantang bersuara. Ada 3 hal yang menjadi tandanya.

Mantan Menteri Koordinator Perekonomian di Era Gusdur itu mengungkapkan ramalannya terjadi karena Pemerintah mengabaikan peringatannya.

"Saya sudah bicarakan ini sejak setahun yang lalu, pejabat pemerintah sibuk bela diri, benar kok fundamental ekonomi Indonesia kuat, baik-baik saja," ujar Rizal Ramli di Bandung (31/8).

Rizal melihat dan memperhatikan beberapa indeks perekonomian yang terjadi dua tahun terakhir, selama pemerintahan Jokowi dan Menteri Ekonomi Sri Mulyani. Menurutnya, ada tiga indeks yang bisa dilihat mengapa rupiah anjlok.

Pertama, Rizal mengatakan ekonomi Indonesia sudah tiga tahun mandet, ekonomi yang biasanya tumbuh 6 persen lebih, namun selama tiga tahun terakhir ini hanya 0 persen.

Kedua, risiko makro ekonomi semakin tinggi, karena sumber ekonomi, daya beli, dan transaksi penjualan yang ikut merosot.

Rizal seringkali mengkritisi pemerintah yang tidak hati-hati atau tidak prodan dalam mengelola perekonomian.

"Divisit neraca perdagangan dan transaksi berjalan negatif, padahal seharusnya negara-negara di Asia tenggara rata-rata saat ini tengah mengalami positif," tambah Rizal.

Ketiga, Neraca pembayaran juga negatif. Rizal mengungkapka artinya, keseimbangan primer di APBN, apabila negatif maka negara meminjam sekedar untuk membayar bunga pinjaman saja.

Semua indikator menunjukkan negatif, neraca perdagangan, neraca transaksi, neraca pembayaran, dan primary balance.

"Divisit neraca perdagangan dan transaksi berjalan negatif, padahal seharusnya negara-negara di Asia tenggara rata-rata saat ini tengah mengalami positif," jelasnya.

Ketiga, Neraca pembayaran juga negatif. Rizal mengungkapka artinya, keseimbangan primer di APBN, apabila negatif maka negara meminjam sekedar untuk membayar bunga pinjaman saja.

Semua indikator menunjukkan negatif, neraca perdagangan, neraca transaksi, neraca pembayaran, dan primary balance.

"Ini yang kejadian sudah setahun yang lalu saya sudah ngomong lampu kuning, lampu setengah merah, kok," tegas Rizal.

Sambung Rizal mengungkapkan, akhirnya barulah Jokowi mengakui bahwa ekonomi Indonesia saat ini sedang sakit, transaksi perdagangan negatif, import lebih banyak dari pada export.

Menurut Rizal, pemerintah terlalu sibuk banyak membantah, dan terlalu banyak memberikan keterangan palsu.

Rizal mengklaim dirinya mengkritisi setelah menghimpun data. Menurutnya, pemerintah jangan menginformasukan hal yang baik-baik saja. Sedangkan dirinya melihat informasi buruknya ditutup-tutupi.

0 comments

    Leave a Reply