April 23, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Sri Muliyani Akui Utang Jatuh Tempo 2019 Berat, Rizal Ramli : Kok Baru Ngaku !

IVOOX.ID, Jakarta - Pernyataan Menteri Keuangan, Sri Mulayani mengenai beban berat pemerintah akibat besarnya Utang Jatuh Tempo di 2019, Ditanggapi oleh pakar ekonomi Rizal Ramli dengan sinisme seolah pemerintah baru tau.


Dalam Konferensi Pers RAPBN 2019, di Media Center Asian Games 2018 Jakarta Convention Center (JCC), Kamis, 16 Agustus 2018, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui bahwa tahun depan pemerintah menghadapi tantangan cukup berat dalam mengelola anggaran karena utang jatuh tempo yang besar. Besar utang jatuh tempo yang harus dibayar pemerintah di tahun 2019 mencapai Rp 409 triliun.


"Tahun depan yang agak berat karena banyak utang masa lalu yang jatuh tempo cukup tinggi pada 2019," ujar Sri Mulyani.


Sri Mulyani menjelaskan meski begitu pemerintah menjamin akan terus berusaha menjaga rasio utang berada pada level di bawah 30 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).


Menanggapi kondisi tersebut, pakar ekonomi Rizal Ramli menyampaikan tanggapannya lewat akun sosial media miliknya. Rizal menyindir menteri keuangan yang seakan-akan baru memengaku mengenai krisis utang setelah kerap berbantah-bantahan di media sosial.


"Lho kok baru ngaku? Piye toh? Jadi ngapain ngibul dan bantah-bantah selama ini Madamme Anomali?," celoteh Rizal dalam akun twitter pribadinya @RamliRizal, Sabtu (18/8).


Mantab Menteri Koordinator Bidang Maritim di era Presiden ini memang tidak pernah sungkan mengkritisi pemerintah mengenai beban utang yang besar di berbagai kesempatan.


Rizal menilai perekonomian Indonesia, khususnya masalah utang sedang dalam kondisi yang kurang sehat. Namun, pemerintah selalu mengelak dengan menyatakan utang Indonesia masih aman.


Pria yang pernah menantang menkeu berdebat ini sering kali membandingkan rasio utang Indonesia lebih baik dengan negara lain seperti Amerika Serikat (AS) dan Jepang. Padahal, perbandingan tersebut tak sesuai untuk dilakukan.


Mantan Menko Ekuin di Era Gus Dur ini menilai jika pemerintah tidak memiliki manajemen inovatif dalam membayar utang, maka Indonesia akan terus menjadi yang selalu tepat waktu membayar utang.

0 comments

    Leave a Reply