October 3, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Sosiolog : Cari Alternatif Harapan Alasan Ikut Keraton Agung Sejagat

IVOOX.id, Jakarta - Sosiolog Universitas Indonesia (UI) Rissalwan Habdy Lubis mengatakan masyarakat ikuti Keraton Agung Sejagat karena mencari alternatif harapan di tengah situasi kehidupan

"Ini bukan proses tiba-tiba. Ini pasti proses yang panjang, saya yakin bisa bulanan bahkan bisa tahunan. Dia bisa mulai dari keluarga, dari istri, anak, kemudian teman anaknya, tetangganya," kata akademisi Universitas Indonesia itu saat berbicara soal perekrutan pengikut kelompok tersebut, di Jakarta, Selasa (14/1).

Antara melansir Keraton Agung Sejagat adalah sebuah kelompok yang dibentuk oleh Totok Santosa Hadiningrat di Kabupatan Purworejo, Jawa Tengah. Dia sendiri dipanggil sebagai "Sinuwun" dengan istrinya mendapat panggilan "Kanjeng Ratu".

Masyarakat mulai membicarakan keberadaan keraton itu usai kelompok bentukan Totok menggelar "wilujengan" dan kirab budaya.

Keterangan sementara terdapat sekitar 450 orang yang menjadi pengikut keraton yang mengklaim sebagai kekaisaran dunia dan merupakan penerus Kerajaan Majapahit.

Menurut Rissalwan Habdy Lubis proses politik dan ekonomi mungkin berpengaruh terhadap masyarakat yang berada di akar rumput dan membuat mereka mencari harapan di tempat lain.

"Di bawah ini mereka mencari alternatif-alternatif lain dan itu suatu hal yang wajar. Jadi itu bercampur baur dengan orang yang mungkin punya keyakinan bahwa dia punya akses supranatural tertentu," katanya.

Selain itu, kata dia, ada kemungkinan pendiri Keraton Agung Sejagat juga ikut mencampur konteks historis dan budaya sebagai bungkus untuk menarik pengikut.

Hal itu diikuti dengan konteks supranatural saat kelompok itu mengaku sebagai penerus dinasti Majapahit dan menjadi pemilik kekuasaan tertinggi di dunia.

Pola pembentukannya sendiri, kata Rissalwan, serupa dengan pendiri aliran kepercayaan baru yang sempat menghebohkan Indonesia seperti kelompok LIa Eden dan Gafatar, yang bahkan sempat memiliki ribuan pengikut.

Yang membedakan kelompok Totok dengan pendahulunya, kata dia, adalah tidak mengklaim unsur agama tapi menggunakan metode formal seperti pembentukan kerajaan, keraton atau negara.

0 comments

    Leave a Reply