November 30, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Sido Muncul Menjajaki Pasar Obat-Obatan Herbal ke Asean dan India

IVOOX.id, Jakarta - Manajemen PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) akan menjajaki pasar obat-obatan herbal ke Thailand, Vietnam, Myanmar, Kamboja dan India. Itu adalah salah satu bagian dari upaya untuk mengembangkan bisnisnya di pasar global. Hingga kini, perseroan baru membuka cabang usahanya di Filipina, Asia Tenggara dan Nigeria, Afrika.

“Kami masih akan terus menjajaki berbagai negara Asean untuk memperluas wilayah pemasaran produk kami. Untuk negara tujuan ekspor yang baru, kami masih mengurus soal izin pendaftaran di badan Pengawasan Obat dan Makananan (POM) di berbagai negara yang menjadi tujuan ekspor kami tersebut,” papar Irwan Hidayat, Direktur Utama SIDO, di Jakarta, baru-baru ini.

Irwan mengemukakan, manajemen perseroan memprioritaskan pembuatan kantor pemasaran (marketing office) di berbagai negara tujuan ekspor perseroan, bukan dengan mendirikan berbagai pabrik di luar negeri.

“Langkah itu kami ambil karena dinilai lebih efisien dan efektif bagi bisnis perseroan. Jadi kami tinggal mencari distributor di negara-negara tujuan ekspor tersebut dan membuat kantor pemasarannya. Tidak perlu membuat pabrik di sana, tetapi langsung dikirim dari sini (Indonesia-red),” jelas Irwan.

Sebelumnya, Venancia Sri Indrijati Wijono, Direktur Keuangan SIDO, mengungkapkan, penjualan ekspor memberikan kontribusi baru 1% terhadap pendapatan konsilidasi SIDO. Dalam dua tahun ke depan, penjualan ekspor diharapkan dapat memberikan kontribusi hingga 5% terhadap pendapatan konsolidasi SIDO.

Per September 2017, penjualan SIDO tercatat Rp1,86 triliun, turun 1,79% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp1,89 triliun. Penjualan tersebut dikontribusikan oleh penjualan produk jamu herbal dan suplemen yang mencapai Rp1,19 triliun atau naik 7,5% dibandingkan per September 2016.

Adapun penjualan produk makanan dan minuman turun 17,12% menjadi Rp599,89 miliar dibandingkan per September 2016. Kemudian, pendapatan dari sektor farmasi tercatat Rp68,53 miliar atau naik 11,55% dibandingkan periode yang sama 2016. [abr]

0 comments

    Leave a Reply