May 4, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

September, BI: Inflasi DKI 0,05%

iVOOXid, Jakarta - Pencapaian inflasi di DKI Jakarta pada September 2017 semakin terkendali. Pada bulan ini inflasi tercatat sebesar 0,05% (mtm), lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata historis inflasinya dalam tiga tahun sebelumnya (0,11% mtm), maupun inflasi nasional (0,13% mtm).

"Dengan perkembangan ini laju inflasi sejak awal tahun 2017 baru mencapai 2,91% (ytd) atau 3,69% (yoy). Rendahnya inflasi ibukota pada bulan ini didukung oleh terkendalinya inflasi komoditas inti dan administered prices, dan deflasi pada kelompok volatile food," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta Doni P. Joewono‎ dalam keterangannya, Senin (2/10/2017).

Semakin terkendalinya inflasi DKI Jakarta didukung oleh kelompok volatile food yang tercatat mengalami deflasi. Deflasi disebabkan oleh koreksi harga pada komoditas yang tergabung pada subkelompok bumbu-bumbuan, serta daging dan hasil-hasilnya. Cabai merah, bawang merah dan cabai rawit masing-masing mengalami penurunan harga sebesar 4,62% (mtm), 0,92% (mtm) dan 11,36% (mtm).

Faktor cuaca yang baik (kering) menyebabkan produksi tanaman hortikultura di daerah produsen melimpah, sehingga pasokan bumbu-bumbuan ke DKI Jakarta juga meningkat. Hal ini kemudian menyebabkan harga tertarik ke bawah. Selain itu, penurunan harga pada komoditas daging ayam (0,48% mtm) dan daging sapi (1,35% mtm) juga berkontribusi terhadap deflasi pada kelompok volatile food. Adapun harga beras masih relatif terjaga, seiring dengan implementasi harga eceran tertinggi (HET) oleh pemerintah untuk semua jenis kualitas beras. Harga beras saat ini hanya mengalami kenaikan sebesar 0,02% (mtm).

Terkendalinya inflasi juga didukung oleh berbagai komoditas yang tergabung dalam kelompok administered prices, yang pada bulan September mengalami inflasi relatif stabil. Perayaan Hari Raya Idul Adha serta tahun baru Islam yang dimanfaatkan untuk berlibur panjang, tidak berdampak pada gejolak harga transportasi yang berlebih. Hal ini terlihat dari pergerakan harga moda angkutan udara yang tercatat mengalami inflasi hanya sebesar 0,54% (mtm).

Kenaikan inflasi administered prices juga disumbangkan oleh kenaikan harga rokok, terutama rokok kretek (0,96% mtm) dan rokok kretek filter (0,88% mtm) terkait dengan kenaikan cukai rokok pada awal tahun.

Pencapaian inflasi September 2017 yang terkendali turut didukung oleh stabilnya inflasi kelompok inti, seiring tiadanya momen khusus yang mendorong permintaan berlebih selama bulan September.

"Adapun kenaikan hanya terjadi pada upah pembantu rumah tangga (2,50% mtm) dan harga emas perhiasan (1,71% mtm), yang didorong oleh naiknya harga emas internasional," kata Doni.[ava]

0 comments

    Leave a Reply