April 24, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Sepanjang 2017, BTN Catatkan Kinerja Positif

IVOOX.id - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) sepanjang tahun 2017, mencatatkan kinerja yang positif, dengan mencatatkan pertumbuhan aset, kredit maupun Dana Pihak Ketiga di atas 18 persen sementara perbankan nasional hanya tumbuh di kisaran 10 persen.

"Dengan pencapaian tersebut, kami optimistis pada akhir tahun ini Bank BTN bisa menembus peringkat lima besar perbankan nasional," ujar Direktur Utama Bank BTN Maryono di Jakarta, Kamis (28/12/2017).

Bank BTN pun mematok target pertumbuhan moderat pada 2018. Konsisten dengan misi dan visi bank, target jangka pendek dan menengah Bank BTN adalah memperkuat posisinyanya di bidang perumahan dengan mendukung realisasi Program Sejuta Rumah.

Untuk itu, sejumlah strategi pun dipasang, untuk strategi pertumbuhan kredit, BTN fokus pada penyaluran kredit perumahan dengan menyasar segmen mass dan perluasan pada segmen affluent serta emerging affluent.

Berdasarkan Rencana Bisnis Bank, Bank BTN membidik pertumbuhan kredit mencapai kurang lebih 24 persen pada 2018. Angka tersebut jauh di atas rata-rata target industri perbankan yang dihimpun OJK yang hanya sebesar 13-14 persen.

"Program sejuta rumah masih menjadi pendorong utama kredit Bank BTN. Karena itu, kami akan optimal mendukung pemerintah untuk program subsidi, baik Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan, Subsidi Selisih Bunga, Bantuan Uang Muka maupun Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT)," terang dia.

Sementara untuk strategi pendanaan masih diintensifkan untuk mengejar dana murah. Adapun target DPK, Bank BTN pada 2018 adalah sebesar 24 persen dengan porsi dana murah sebesar 48-49dari total DPK. Angka tersebut juga di atas rata-rata target perbankan secara umum sebesar 14 persen.

"Persaingan perebutan DPK akan sangat ketat pada tahun 2018, kami akan melakukan sejumlah strategi di antaranya meningkatkan CASA, meningkatkan DPK komersil berbasis construction value chain, dan pendanaan institusi berbasis KPR dan memperluas wholesale funding, penerbitan surat utang (obligasi), pinjaman, Negotiable Certificate Deposit (NCD), ataupun pinjaman luar negeri," tutup dia.[ava]

0 comments

    Leave a Reply