May 3, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Santa Claus Rally Diprediksi Bakal Warnai Pergerakan IHSG di Akhir 2017

IVOOX.id, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) diperkirakan bakal terus menguat hingga akhir Desember 2017 ini yang sering disebut-sebut sebagai Santa Claus Rally.

“Itu terjadi karena perdagangan hari ini diperkirakan bakal memasuki siklus kenaikan jelang penutupan perdagangan di akhir 2017 setelah kemarin turun tipis 0,48% ke 6.006,” ujar Yuganur Wijanarko, analis PT KGI Sekuritas Indonesia, di Jakarta, Jumat (08/12/2017).

Dengan siklus kenaikan tersebut, demikian Yuganur, para pelaku pasar disarankan untuk mengakumulasi saham-saham berkapitalisasi besar dan saham-saham lapis kedua pilihan. Skenario itu juga dapat mendorong kenaikan lanjutan IHSG hingga menembus level 6.100.

Yuganur merekomendasikan BELI terhadap saham-saham PT Astra International Tbk (ASII), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) dan PT Surya Citra Media Tbk (SCMA).

Sementara itu, Riska Afriani, analis OSO Sekuritas, menilai, setelah mengalami penurunan 0,48% ke posisi 6.006 pada perdagangan kemarin, IHSG diperkirakan bakal mengalami konsolidasi dan berpotensi menguat di kisaran 5.992-6.040.

Menurut Riska, tergerusnya IHSG pada perdagangan kemarin disebabkan adanya rotasi sektoral yang mendorong penurunan harga saham-saham perbankan, yaitu BBCA, BBRI dan BMRI. Ketiga saham perbankan tersebut berkontribusi besar terhadap penurunan IHSG kemarin.

“Sebenarnya, saham-saham properti sudah terlihat kembali menguat. Akan tetapi, sektor properti dan industri dasar BEI masih belum mampu mengangkat IHSG ke arah kenaikan,” papar Riska.

Riska berpendapat, pergerakan IHSG hari ini masih berpotensi menguat tipis, kendati sedang berkonsolidasi. Beberapa sentiman diprediksi bakal mempengaruhi pergerakan IHSG, misalnya kenaikan suku bunga Federal Reserves (The Fed) di Amerika Serikat.

“Disamping itu, sentimen lain yang mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini adalah aksi profit taking serta depresiasi dolar AS seiring dengan isu penetapan Yerusalem sebagai ibukota Israel oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump,” imbuh Riska.[abr]

0 comments

    Leave a Reply