April 19, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Rupiah Alami Depresiasi tapi Relatif Stabil di 2017

IVOOX.id, Jakarta - Stabilitas nilai tukar rupiah yang terjadi pada 2017 lalu didukung oleh aliran modal asing ke Tanah Air yang signifikan. Hal itu sejalan dengan positifnya perkembangan eksternal dan domestik.

Direktur Eksekutif Bank Indonesia (BI), Agusman mengatakan, untuk keseluruhan tahun 2017, Rupiah secara rata-rata harian relatif stabil dengan mencatat depresiasi tipis sebesar 0,60 persen menjadi Rp13.385 per dolar AS.

Di sisi eksternal, kondisi pasar keuangan global yang relatif kondusif telah mendorong aliran modal asing ke negara berkembang, termasuk Indonesia.

Sementara di sisi domestik, sentimen positif kenaikan credit rating Indonesia, inflasi yang terjaga, dan tingkat imbal hasil penanaman aset keuangan domestik yang kompetitif merupakan faktor yang memengaruhi aliran modal asing ke Indonesia.

"Namun demikian, rupiah sempat mengalami tekanan seiring dengan normalisasi kebijakan moneter, meningkatnya ekspektasi kenaikan suku bunga, dan rencana reformasi pajak di AS," katanya di Jakarta, Jumat (19/1/2018).

Dia mengatakan, pada Desember 2017, Rupiah secara rata-rata harian bergerak relatif stabil atau hanya melemah 0,24 persen (mtm), terutama dipengaruhi oleh faktor musiman di pasar keuangan domestik, yaitu meningkatnya permintaan valas oleh residen untuk keperluan pembayaran ULN dan impor serta adanya realisasi keuntungan oleh investor nonresiden.

Ke depan, BI akan terus mewaspadai risiko ketidakpastian keuangan global dan tetap melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar sesuai fundamental dengan tetap menjaga bekerjanya mekanisme pasar.

Untuk inflasi, sepanjang 2017 inflasi terkendali pada level yang rendah dan berada pada sasaran inflasi 4±1 persen. Inflasi IHK Desember 2017 tercatat sebesar 0,71 persen (mtm) sehingga secara keseluruhan tahun inflasi 2017 mencapai 3,61 persen (yoy).

Dengan perkembangan ini, inflasi dalam tiga tahun terakhir secara konsisten berhasil dikendalikan dalam kisaran sasaran. Terkendalinya inflasi 2017 didorong oleh rendahnya inflasi inti dan inflasi volatile foodserta terkelolanya dampak kenaikan berbagai tarif dalam inflasi administered prices.

Selain itu lanjutnya, terkendalinya inflasi 2017 juga didukung oleh faktor positif permintaan dan penawaran, rendahnya tekanan dari eksternal, serta koordinasi kebijakan yang kuat antara BI dan Pemerintah di Pusat maupun Daerah. Ke depan, inflasi diperkirakan kembali berada pada sasaran inflasi 2018, yaitu 3,5±1 persen.

Meski demikian, Bank Indonesia akan terus mewaspadai risiko kenaikan inflasi. Untuk itu, koordinasi kebijakan antara Bank Indonesia dengan Pemerintah, baik Pusat maupun Daerah, dalam pengendalian inflasi akan terus diperkuat. (ava)

0 comments

    Leave a Reply