April 26, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Rizal Ramli Blak-blakan Krisis yang terjadi di Garuda Indonesia

IVOOX.id, Jakarta - Ekonom Rizal Ramli menyebut persoalan Garuda Indonesia sudah diendusnya lama. Kerugian Garuda Indonesia yang tak kunjung sembuh disebut akibat penempatan manajemen yang tidak sesuai kompetensi.

Rizal bercerita, pada awal Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla, dirinya telah mengingatkan kerugian menahun yang dialami Garuda Indonesia. Kerugian ini dituding akibat jajaran direksi tidak berani mengambil keputusan strategis.

"Jadi akibat naruh orang tidak pada tempatnya, karena pemilihan direksi asal, perusahaan hebat ini bisa bisa kesulitan keuangan. Kemarin baru minjem lagi buat tutup utang masa lalu. Kalau tidak diperbaikin bisa rugi dijual ke asing," ujarnya diJakarta, Senin (25/6).

Menurutnya, susunan direksi saat ini terlalu gemuk dan sarat kepentingan politik. "Jumlah direksi terlalu banyak. 8 orang hanya untuk akomodasi politik bukan untuk optimalisasi organisasi. Banyak yang bukan bidangnya," tuturnya.

Akibatnya solusi yang diambil adalah jalan keluar untuk jangka pendek, bukan untuk menyembuhkan akar permasalahan. "Sayangnya Garuda Indonesia tak punya strategi kembali untung. Satu satunya cara pemotongan biaya di semua lini. Ini bahaya. Kalau yang dipotong anggaran training Garuda? Padahal ini penting sekali untuk bisnis penerbangan karena menyangkut safety. Kalau ini yang dipotong bahaya buat reputasi Garuda Indonesia."

Rizal melanjutkan, jajaran direksi juga seakan tak berani membatalkan pesanan pesawat yang menurutnya sarat akan praktik KKN ( korupsi, kolusi, nepotisme). "Juli 2015 saat kami bicara kepada Jokowi. 2 minggu sebelum kami dilantik. Kami katakan Garuda kembali punya masalah besar karena pembelian pesawat yang ugal ugalan dan terbukti KPK temukan ada mark up. Kami sarankan waktu itu pada presiden, Garuda harus dibenahi secepat mungkin. Jokowi katakan 'gimana baiknya deh mas Rizal'. Maka saat pelantikan, RR katakan agar Garuda evaluasi terhadap pembelian pesawat jenis jarak jauh karena pasti akan rugi," bebernya.

Jajaran direksi, tambah Rizal, juga tidak melakukan pengaturan rute penerbangan dengan baik. "Harusnya perusahaan untung tapi pengendalian rute tidak jago kemudian pembelian barang dan jasa tidak kompetitif. Strategi marketing Garuda ambural. Premium class dicampur dengan low cost. Terlalu banyak beri promo, dll."

Maka dari itu, dia menyarankan sebagai solusi awal ialah merombak jajaran direksi Garuda Indonesia. "Kami ingin bantu Presiden Jokowi untuk beri solusi karena reputasi Jokowi akan merosot kalau selamatkan Garuda Indonesia saja tidak bisa. Kasus Garuda bukan kasus ruwet dalam 1,5-2 tahun, kami bisa kembalikan untung," tutupnya.

0 comments

    Leave a Reply