March 28, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Resmi Dibuka Kongres Kebudayaan Libatkan Generasi Muda

IVOOX.id, Jakarta, Kemendikbud -- Kongres Kebudayaan Indonesia (KKI) 2018 resmi digelar di Kompleks Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Senayan, Jakarta. Selama lima hari; 5 sampai dengan 9 Desember 2018, para pemangku kepentingan di bidang kebudayaan berkumpul untuk menetapkan Strategi Kebudayaan, belajar, dan bertukar pikiran bidang kebudayaan. KKI pun membuka ruang bagi generasi muda untuk turut dalam agenda pemajuan kebudayaan.


Dua hal utama yang akan dihasilkan kongres ini adalah Strategi Kebudayaan dan resolusi kongres. Pada pembukaan KKI 2018, Sekretaris Jenderal Kemendikbud Didik Suhardi menyampaikan bahwa kongres ini bukan sekadar pidato atau penyampaian makalah, lebih dari itu, KKI 2018 adalah sebuah perayaan, penanda kebudayaan sudah memiliki dasar hukum yang kuat.


“Kebudayaan sudah punya dasar hukum yang kuat, yang bisa jadi tonggak, panduan, sehingga kebudayaan Indonesia bisa menunjukkan jati dirinya, (dan) lebih diperkuat lagi,” ujar Didik Suhardi di Kantor Kemendikbud, Jakarta, (5/12).


Selain menetapkan Strategi Kebudayaan, Kongres Kebudayaan Indonesia ke-100 ini diharapkan dapat menjadi arena belajar melalui ceramah, kuliah umum, debat publik, seni pertunjukan, dan lainnya. Kongres menjadi ajang berharga untuk mengenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada masyarakat luas. Lebih dari itu, KKI ingin membuka ruang bagi para peserta untuk menginisiasi aksi-aksi kebudayaan yang baru, serta mendorong keterlibatan generasi muda di dalamnya.


"Kita ingin sekali sebetulnya memberi ruang, karena agenda pemajuan kebudayaan ke depan akan ada di tangan anak muda. Bukan hanya karena para pelaku budaya yang senior ini berkurang jumlahnya, tapi juga kita hidup di suatu masa transisi, di mana teknologi digital mengambil peran yang besar di dalam kehidupan sosial kita," tutur Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid.


“Justru dengan mempertemukan antargenerasi ini dan memberi ruang cukup besar bagi anak-anak muda ini untuk berekspresi. kita berharap koneksi itu muncul lagi, di antara pelaku budaya tradisi dan anak muda,” terang Dirjen Hilmar.


Budaya Halauan Pembangunan Nasional


Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Ferdiansyah menyampaikan bahwa sejak Undang-Undang Dasar 1945 disusun, para pendiri bangsa menyadari pentingnya posisi kebudayaan dalam membentuk bangsa Indonesia untuk mencapai tujuan nasional. Kesadaran ini jelas terlihat pada Pasal 32 UUD 1945 tentang jaminan negara kepada masyarakatnya untuk memelihara dan mengembangkan nilai-nilai kebudayaan.


"Hal apapun dalam pembangunan nasional itu beraspek dari budaya. Akhirnya kita menyimpulkan, budaya menjadi haluan pembangunan nasional,” tutur Ferdiansyah yang merupakan Ketua Panitia Kerja (Panja) Undang-Undang Pemajuan Kebudayaan, di kantor Kemendikbud, Jakarta, Rabu (5/12/2018).


Sampai dengan waktu pembukaan Kongres Kebudayaan Indonesia, tercatat peserta yang mendaftar sudah mencapai 2700 orang peserta. Perwakilan kebudayaan dari 300 kabupaten/kota dari 29 provinsi pun sudah hadir di Jakarta.


Negara, menurut Ferdi, seharusnya dapat memainkan peranan sebagai pandu masyarakat. Yakni membantu masyarakat merumuskan strategi kebudayaan nya sendiri sekaligus membimbing masyarakat agar tetap sadar akan tujuan kehidupan bersama sebagai bangsa Indonesia yang diikat oleh cita-cita suci proklamasi kemerdekaan Indonesia.


Aksi Muralis di Kongres Kebudayaan


Salah satu kegiatan seru yang bisa dinikmati pegawai maupun masyarakat umum adalah pembuatan mural di dalam Kompleks Kantor Kemendikbud. Sebanyak 30 seniman dari berbagai daerah menghadirkan mural dengan ragam tema yang diambil dari sepuluh objek kebudayaan.


Ke-30 seniman itu mengisi rangkaian KKI 2018 dengan membuat mural menggunakan media papan tripleks serta alat menggambar dan mewarnai berupa cat air, kuas, serta cat semprot atau botol aerosol. Tema yang diangkat dalam karya mural mereka diambil dari 10 objek kebudayaan berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Ke-10 objek kebudayaan itu adalah permainan rakyat, olahraga tradisional, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, adat istiadat, manuskrip, tradisi lisan, seni, bahasa, dan ritus.


Proses kreatif para seniman mural di KKI 2018 diawali dengan forum diskusi satu hari sebelum mulai berkarya. Dalam diskusi tersebut mereka membahas tentang tema, dan bagaimana konsep mural satu sama lain bisa saling berkolaborasi. Selanjutnya mereka membuat sketsa, dan berdiskusi lagi untuk menentukan letak atau posisi tiap karya. Pada Rabu pagi, 5 Desember 2018, para seniman mulai membuat mural, dari sketsa hingga pewarnaan. Setiap seniman mendapatkan jatah 3—5 papan tripleks dengan total sepanjang 3—5 meter.


Annisa Rizkiana, seniman mural dari Semarang yang turut berpartisipasi pada KKI kali ini mengambil tema anak-anak dan sebuah permainan rakyat, yaitu kelereng. Karya muralnya diberi judul “Setinan” yang bercerita tentang tiga anak bermain kelereng. Ia ingin muralnya tidak hanya bisa dinikmati orang dewasa, tetapi juga anak-anak. 


“Pengennya sih bisa lebih banyak lagi seniman dan ide-ide baru, di mana kami bisa bertemu dan berkumpul, dan tentunya berkarya dan memberi pesan bagi masyarakat,” kata Nisa.


Selama kongres berlangsung, peserta dapat mengikuti berbagai kegiatan menarik, seperti seni pertunjukan dan musik, seni mural dan Kongkow bersama Muralis, Bazaar Kuliner Laut, Pameran Manuskrip, Bahasa, dan Tradisi Lisan, Pemutaran dan Diskusi Film Festival Film Indonesia (FFI) 2018, Demo Memasak, dan lain sebagainya. Berbagai acara tersebut tidak dipungut biaya atau gratis dan terbuka untuk umum. (Adhi Teguh )

0 comments

    Leave a Reply