April 20, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Rachland Nashidik Demokrat: Pemimpin Harusnya Mampu Mendidik dan Mendisiplinkan Pendukungnya, Bukan cuma Ngompori

IVOOX.id, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Rachland Nashidik mengkritik capres nomor urut 02 Prabowo Subianto lewat akun Twitter resminya.


Menurut Rachland, Prabowo kerap salah fokus, dan tak bisa memimpin pendukungnya sendiri. Bahkan, terhadap fitnah yang ditujukan ke rekan koalisinya sendiri, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).


"Capresnya Prabowo. Tapi nuntut SBY yang berjuang di front paling depan. SBY dituding 'abu-abu', 'licik', 'pengkhianat', karena curahkan waktu untuk Ibu Ani yang sakit di Singapura. Ibu Ani bahkan dituding sakit palsu. Ada yang menyumpahi cepat mati. Pak Prabowo? Diam saja," tulis Rachland , Sabtu (18/5/2019) melalui akunnya @RachlanNashidik.


"Pak Prabowo dalam debat selalu menghindar menyerang Jokowi. Tapi membiarkan pendukungnya menyerang dengan isyu rasial dan sektarian. Pak Prabowo malah menyerang SBY, sekutunya sendiri," tambahnya.


Sebab itulah, Rachland berharap Prabowo seharusnya mencontoh John McCain, rival Barack Obama dalam Pilpres Amerika Serikat 2008.


"McCain, pahlawan perang Amerika, menegur pendukungnya sendiri gegara menyerang Obama secara rasis. Pemimpin harusnya begitu. Mampu mendidik dan mendisiplinkan pendukungnya. Bukan cuma ngompori," tambah Rachland.


Dalam unggahan sebelumnya, Rachland pun menjelaskan bahwa hubungan antara Demokrat dan koalisi Prabowo-Sandiaga hanya sebatas urusan pemenangan. Kini, Demokrat kembali otonom.


Selain itu, Demokrat coba mengingatkan lagi prediksi hasil Pileg 2019, untuk membuktikan kerja keras Demokrat, walau tak ada keuntungan bagi elektoral partainya. Justru berkahnya terciprat buat partai lain.


"Silahkan periksa hasil pileg 2019. Perolehan suara Gerindra praktis tak bergeser dari 2014. Padahal Capres dan Cawapres datang dari Gerindra. Demokrat turun 2%. Cuma PKS dan PAN yang mendapat keuntungan dari koalisi 02. Mereka selamat dari ancaman tak lolos Parliamentary Treshold," tulis Rachland.


"Ngomong berbusa busa pun fakta gak berubah. Gerindra korban pertama. Perolehan suaranya pada Pemilu ini tak bergeser dari 2014. Padahal Capres-Cawapres dari Gerindra. Prabowo-Sandi memang dipilih. Tapi partai tetap pilih partai berbasis agama. Bapak sadar tidak diperalat?" sindirnya.


Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Rachland Nashidik mengkritik capres nomor urut 02 Prabowo Subianto lewat akun Twitter resminya.


Menurut Rachland, Prabowo kerap salah fokus, dan tak bisa memimpin pendukungnya sendiri. Bahkan, terhadap fitnah yang ditujukan ke rekan koalisinya sendiri, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).


"Capresnya Prabowo. Tapi nuntut SBY yang berjuang di front paling depan. SBY dituding 'abu-abu', 'licik', 'pengkhianat', karena curahkan waktu untuk Ibu Ani yang sakit di Singapura. Ibu Ani bahkan dituding sakit palsu. Ada yang menyumpahi cepat mati. Pak Prabowo? Diam saja," tulis Rachland , Sabtu (18/5/2019) melalui akunnya @RachlanNashidik.


"Pak Prabowo dalam debat selalu menghindar menyerang Jokowi. Tapi membiarkan pendukungnya menyerang dengan isyu rasial dan sektarian. Pak Prabowo malah menyerang SBY, sekutunya sendiri," tambahnya.


Sebab itulah, Rachland berharap Prabowo seharusnya mencontoh John McCain, rival Barack Obama dalam Pilpres Amerika Serikat 2008.


"McCain, pahlawan perang Amerika, menegur pendukungnya sendiri gegara menyerang Obama secara rasis. Pemimpin harusnya begitu. Mampu mendidik dan mendisiplinkan pendukungnya. Bukan cuma ngompori," tambah Rachland.


Dalam unggahan sebelumnya, Rachland pun menjelaskan bahwa hubungan antara Demokrat dan koalisi Prabowo-Sandiaga hanya sebatas urusan pemenangan. Kini, Demokrat kembali otonom.


Selain itu, Demokrat coba mengingatkan lagi prediksi hasil Pileg 2019, untuk membuktikan kerja keras Demokrat, walau tak ada keuntungan bagi elektoral partainya. Justru berkahnya terciprat buat partai lain.


"Silahkan periksa hasil pileg 2019. Perolehan suara Gerindra praktis tak bergeser dari 2014. Padahal Capres dan Cawapres datang dari Gerindra. Demokrat turun 2%. Cuma PKS dan PAN yang mendapat keuntungan dari koalisi 02. Mereka selamat dari ancaman tak lolos Parliamentary Treshold," tulis Rachland.


"Ngomong berbusa busa pun fakta gak berubah. Gerindra korban pertama. Perolehan suaranya pada Pemilu ini tak bergeser dari 2014. Padahal Capres-Cawapres dari Gerindra. Prabowo-Sandi memang dipilih. Tapi partai tetap pilih partai berbasis agama. Bapak sadar tidak diperalat?" sindirnya.

0 comments

    Leave a Reply