April 25, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Pyongyang Kesal, Washington Rusak "Mood" Perdamaian di Semenanjung Korea

IVOOX.id, Pyongyang - Korea Utara menuding Amerika Serikat merusak "mood" Pyongyang untuk memperbaiki situasi di Semenanjung Korea, dengan klaim yang dikembangkan Washington bahwa kebijakan dan tekanan politik Presiden Donald Trump yang mendorong Pyongyang bersedia ke meja perundingan nuklir.

Tudingan Korea Utara tersebut diungkapkan kantor berita pemerintah Korut, KCNA, Minggu (6/5), mengutip seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Korut. Klaim yang disebut "menyesatkan" itu, dikatakan sangat berbahaya bagi upaya peredaan ketegangan yang sedang berkembang di Semenanjung Korea, setelah KTT Pemimpin Korut Kim Jong-un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in di Zona Demiliterisasi kedua Korea, lebih sepekan lalu.

Tudingan juga disampaikan hanya beberapa pekan menjelang KTT Kim Jong-un dengan Presiden AS Donald Trump yang kini masih terus digagas tempat, waktu, dan agendanya.

Dalam sebulan terakhir, Kim Jong-un memang rajin mengirim sinyal perdamaian, yang berpuncak pada pertemuannya dengan Moon Jae-in. Jong-un menjadi pemimpin Korea Utara pertama yang datang ke perbatasan dengan Korsel sejak Perang Korea tahun 1950-an.

Pada KTT tersebut, Kim menyetujui sejumlah tindakan yang bertujuan untuk meningkatkan hubungan Utara-Selatan dan mengindikasikan dia bersedia untuk membahas denuklirisasi di Semenanjung Korea, meskipun dia tidak menyebut prasyarat dari Korut.

Namun, Trump dan para pejabat senior AS berulang kali sesumbar bahwa kebijakan keras Washington terhadap Korea Utara, bersama dengan tekanan China, memainkan peran yang menentukan dalam membalikkan situasi di Semenanjung Korea. Padahal, beberapa bulan sebelumnya, Pyongyang masih melakukan uji coba rudal dan Jong-un terlibat perang pernyataan dan penghinaan dengan Trump.

"AS dengan sengaja memprovokasi DPRK (nama resmi Korea Utara versi Pyongyang) pada saat situasi di Semenanjung Korea bergerak menuju perdamaian dan rekonsiliasi," kata pejabat Korut tersebut.

Namun, sejumlah pihak menilai pernyataan Pyongyang itu hanya untuk menaikkan posisi Jong-un menjelang pertemuan dengan Trump, yang diperkirakan pada awal Juni di Singapura atau Mongolia, namun Trump juga mengindikasikan di Zona Demiliterisasi.

0 comments

    Leave a Reply