April 25, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Puluhan Model Ajak Warga Semarang "Nyanting" Batik

iVOOXid, Semarang - Puluhan model dari Exist Modelling bersama putra-putri batik kampus mengajak masyarakat mencanting batik dalam kegiatan "Nyanting on The Street" di depan Museum Lawang Sewu, Semarang, Minggu (1/10/2017).

Dengan membawa kain putih, para model dan putra-putri batik mempersilakan warga yang bersantai di destinasi wisata itu untuk mencanting batik dengan motif dan gambar bebas, termasuk di pakaian yang dikenakan para model.

Bayu Ramli, "owner" Exist Modelling mengungkapkan batik sekarang ini milik semua masyarakat sehingga peragaan atau "fashion show" batik sudah tidak saatnya lagi digelar di gedung mewah dengan biaya yang amat mahal.

Dengan kegiatan "Nyanting on The Street", kata dia, keberadaan batik yang menjadi warisan budaya nusantara justru lebih menyatu dengan masyarakat yang bisa merasakan langsung proses membuat batik, terutama mencanting.

"Tidak hanya sekadar memakai batik, melihat, tetapi ikut mencanting. Artinya, masyarakat terlibat dan ikut merasakan bagaimana proses mencanting batik. Inilah proses seni dalam membuat batik yang harus dipahami," katanya.

Jika sudah memahami dan merasakan sendiri prosesnya, lanjut dia, tentunya masyarakat akan lebih merasa memiliki batik sebagai warisan budaya leluhur yang tidak hanya wajib dilestarikan, melainkan lebih jauh harus dibanggakan.

Diakuinya, kegiatan yang berlangsung di pinggir jalan persis di depan Museum Lawang Sewu yang menjadi ikon Kota Semarang itu, sekaligus untuk menyambut Hari Batik Nasional yang diperingati setiap 2 Oktober.

"Makanya, saya hadirkan seni mencanting di pinggir jalan ini agar dunia tahu bahwa ini adalah Hari Batik Nasional. Batik sangat perlu dikembangkan, terutama generasi muda agar lebih mencintai budayanya," katanya.

Terbukti, kata Bayu, banyak sekali masyarakat yang antusias menyumbangkan waktunya untuk ikut mencanting batik dalam kegiatan tersebut yang selama ini ternyata mereka ada yang belum tahu proses pembuatan batik.

Sementara itu, Ketua DPRD Kota Semarang Supriyadi yang hadir dalam kegiatan itu mengapresiasi kreativitas anak-anak muda Semarang membudayakan batik melalui even "Nyanting on The Street" menyambut Hari Batik Nasional.

"Kami ucapkan Selamat Hari Batik. Kegiatan ini sudah semestinya dibudayakan agar batik sebagai warisan budaya leluhur bisa diwariskan menjadi kebanggaan bersama," kata politikus PDI Perjuangan tersebut.

Lebih jauh, ia mengharapkan batik bisa menjadi pakaian kebanggaan seluruh masyarakat dengan mengenakannya dalam keseharian tanpa memandang status sehingga batik terus memasyarakat dengan sedemikian luas.

Tentunya, kata dia, para produsen dan perajin batik juga harus menangkap peluang dengan terus berinovasi dan berkreasi menghadirkan beragam model dan motif baru batik agar tidak lekang seiring perkembangan zaman.

"Inovasi, baik model, corak, atau motif batik perlu dijaga dan dikembangkan seiring kemajuan zaman. Di sinilah diperlukan kolaborasi antara anak muda, perajin batik, dan masyarakat," pungkas Supriyadi.

Selain model dan putra-putri batik kampus, sejumlah perajin batik lokal dari Semarang turut memeriahkan kegiatan "Nyanting on The Street" itu dengan ikut mencanting batik berbaur dengan masyarakat. (ant)

0 comments

    Leave a Reply