April 20, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Proyeksi Optimistik, Sri Mulyani Yakin Pertumbuhan Ekonomi Tahun Ini 5,2%

IVOOX.id, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada 2018 bisa mencapai 5,2 persen, atau di bawah asumsi yang ditetapkan dalam APBN 2018 sebesar 5,4 persen. Itupun, dengan asumsi optimistis bahwa untuk semester kedua tahun ini pertumbuhan bisa sebesar 5,3 persen.

"Pertumbuhan untuk keseluruhan tahun 5,2 persen," kata Sri Mulyani dalam pemaparan realisasi APBN semester I dan proyeksi semester II-2018 di Rapat Kerja dengan Badan Anggaran, Jakarta, Selasa (17/7).

Sri Mulyani menjelaskan perkiraan angka tersebut dengan mempertimbangkan realisasi pertumbuhan ekonomi pada semester I-2018 sebesar 5,1 persen dan proyeksi pada semester II-2018 sebesar 5,3 persen.

Untuk pertumbuhan ekonomi pada semester I-2018, Sri Mulyani menyakini kondisi tersebut masih dipengaruhi oleh peningkatan konsumsi rumah tangga, investasi maupun kinerja perdagangan yang membaik.

"Konsumsi rumah tangga dan LNPRT tumbuh stabil karena dukungan tingkat inflasi yang relatif baik meskipun terjadi kenaikan cukup tinggi pada awal tahun, pelaksanaan bantuan sosial dan pilkada serentak," ujarnya, diberitakan Antara.

Proyeksi asumsi makro lainnya yang juga disampaikan antara lain laju inflasi 3,5 persen, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS Rp13.973, suku bunga SPN 3 bulan 5,0 persen, harga minyak 70 dolar AS per barel, lifting minyak 775 ribu barel per hari dan lifitng gas 1.116 ribu barel setara minyak per hari.

Dari proyeksi akhir tahun itu, tambah dia, asumsi makro yang mengalami peningkatan dari APBN adalah nilai tukar rupiah yang telah ditetapkan sebesar Rp13.400 per dolar AS dan harga minyak 48 dolar AS per barel.

"Proyeksi semester II-2018, kurs rata-rata berada pada Rp14.200, sehingga untuk keseluruhan tahun sebesar Rp13.973 per dolar AS," kata Sri Mulyani.

Sedangkan, kenaikan harga minyak dunia yang diperkirakan rata-rata pada semester II-2018 berada pada kisaran 73 dolar AS per barel dapat memberikan dampak positif kepada penerimaan negara bukan pajak dan pendapatan negara secara keseluruhan.

Penerimaan negara bukan pajak diperkirakan dapat mencapai Rp349,2 triliun atau meningkat Rp73,7 triliun dari target yang ditetapkan sebesar Rp275,4 triliun. Saat ini, realisasi penerimaan negara bukan pajak pada semester I-2018 telah mencapai Rp176,8 triliun atau 64,2 persen dari target.

Sementara itu, lifting minyak yang ditetapkan sebesar 800 ribu barel per hari dan lifting gas 1.200 ribu barel setara minyak per hari dalam APBN 2018, proyeksi untuk akhir tahun justru dibawah asumsi makro tersebut.

0 comments

    Leave a Reply