April 28, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Presiden: Menjual Hasil Panen Dalam Bentuk Beras Lebih Untung

IVOOX.id, Mesuji – Saat mengunjungi Kawasan Transmigrasi, KTM Kabupaten Mesuji, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa keuntungan terbesar bagi seorang petani dari menanam padi sawah terjadi pasca panen bukan saat panen.

Pernyataan ini disampaikan Presiden Joko Widodo ketika berbicara pada Pengembangan Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades) Terintegrasi pada hari Minggu (21/1/2018).

Presiden juga mengatakan bahwa keuntungan besar itu pada saat padi menjadi beras, dan ia meminta para petani agar menjual hasil panen yang sudah menjadi beras dan sudah dikemas sehingga bisa langsung dijual nantinya.

“Padahal keuntungan besar itu pada saat jadi beras. Jadi saya sampaikan agar jualnya dalam bentuk beras. Syukur sudah dikemas. Ini di penggilingan padi modern ini bisa dilakukan,” ujar Presiden Jokowi.

Jokowi menambahkan bahwa kebanyakan petani saat ini mengurus sawah dari awal hingga mencapai masa panen, dan setelah itu menjualnya dalam betuk gabah bukan dalam bentuk beras.

Presiden juga melihat mesin penggilingan padi yang berada di kawasan tersebut, karena dengan begitu pemerintah bisa menentukan langkah selanjutnya apakah harus ada pergantian atau penambahan mesin penggilingan padi .

“Saya mau lihat dulu apa kapasitas di sini cukup atau enggak. Kalau enggak bisa ditambah. Bermanfaat atau tidak bermanfaat. Kalau tidak sudah tinggalkan. Kalau bermanfaat akan dibesarkan lagi sehingga kapasitasnya memenuhi yang ada di masyarakat,” ucap Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi juga sempat berbincang dengan salah seorang petani yang bernama Jumadi yang merupakan Pengurus Tani Srimukti Desa Wonosari Mesuji.

Jumadi yang mengolah sawah sebesar dua hektare mengaku setiap hektarenya dapat menghasilkan 7 ton gabah, presiden pun bertanya mengenai hasil panen tersebut.

“Seletah panen 14 ton terus diapain?”, Tanya Presiden.

Jumadi menjelaskan kepada Presiden Jokowi bahwa 13 ton gabah hasil panen dijual dan 1 ton disimpan.

Presiden bertanya kembali apakah 13 ton hasilnya dijual saat panen atau saat menjadi beras.

“13 ton dijual pas panen atau sudah jadi beras?” tanya Presiden. “Saat panen,” jawab Jumadi.

Presiden pun mengajak para petani untuk mengembangkan produk pertanian agar tidak ketinggalan zaman, karena dilihat dari nilai saja harga gabah sebesar Rp3.500 per kilogram dan beras berada di kisaran Rp10.000 0 Rp11.000 per kilogram.

“Ini yang perlu kita lakukan bersama-sama sehingga sekali lagi produk pertanian kita tidak ketinggalan zaman. Ada pengerjaan setelah panen, pengeringan, digilang, dikemas baik apalagi diberi nama baik juga dikemas dalam kelompok besar petani, diberi merek. Itu akan memberi nilai tambah dengan menaikkan harga,” imbuh Presiden.

Presiden juga mengajak para petani agar memaksimalkan teknologi digital yang sedang berkembang saat ini, sehingga penjualan hasil panen tidak hanya di sekitar Mesuji tetapi bisa menjangkau provinsi ataupun pulau lainnya di Indonesia.

“Kalau dikemas yang baik orientasinya bisa dijual ke provinsi lain, bisa ke Lampung, bisa ke luar pulau atau kalau berasnya organik sekarang ini permintaan ekspor juga banyak sekali. Mulai harus seperti itu. Jadi pembelinya tidak sekitar itu kalau mulai online semua orang seluruh Indonesia, dunia, bisa membeli,” ujar Presiden Jokowi.

Turut hadir mendampingi Presiden, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri BUMN Rini Soemarno, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dan Gubernur Lampung Ridho Ficardo. [mh]

0 comments

    Leave a Reply