May 21, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Presiden Jokowi: Jika Pandemi Covid-19 Terkendali, Ekonomi Pulih

IVOOX.id, Jakarta - Sektor kesehatan jadi prioritas utama di tengah situasi pandemi covid-19. Namun, di lain sisi, perekonomian nasional juga menjadi hal penting yang tak boleh ditinggalkan. Karena itu, pemerintah mengambil solusi terbaik dalam menghadapi pandemi dan dampaknya pada perekonomian. Demikian disampaikan Presiden Joko Widodo dalam UOB Economic Outlook 2022 bertema Empowering the Indonesian Economy for Stronger Recovery secara virtual, Rabu (15/9).

Presiden menjelaskan langkah pemerintah untuk menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mampu menekan angka kasus harian dari 56.000 kasus pada 15 Juli 2021 atau saat varian delta merangsek Tanah Air, kini menjadi 2.577 kasus pada 13 September 2021.

Tren penurunan kasus harian itu berimplikasi pada menurunnya tingkat keterisian rumah sakit. Bed occupancy ratio (BOR) kini secara nasional tercatat 13,8%.

Situasi kesehatan yang membaik itu tidak lantas menyurutkan penanganan pandemi.

Pemerintah juga mengakselerasi vaksinasi. Saat ini setidaknya 72,76 juta orang sudah divaksinasi dengan persentase suntikan 42,2%.

Percepatan vaksinasi itu dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan diri masyarakat agar bisa beraktivitas lagi.

Dengan begitu, diharapkan ada peningkatan mobilitas dan berdampak positif pada perekonomian nasional.

Presiden melanjutkan, pemerintah juga turut menggelontorkan dana untuk pemulihan ekonomi nasional. Pada 2020, pemerintah menganggarkan dana Rp695,2 triliun dan terealisasi Rp579,8 triliun. Kemudian, pada 2021 dialokasikan anggaran Rp744,75 triliun dan terealisasi Rp305,5 triliun pada semester I 2021. Selain untuk penanganan pandemi, kucuran dana diarahkan guna membantu masyarakat dan dunia usaha yang terdampak pandemi.

Namun, dukungan pemerintah itu tak akan berdampak optimum tanpa sinergi dengan pihak swasta. Karena itu, Jokowi mengajak sektor usaha, termasuk perbankan, untuk ikut berupaya menggeliatkan perekonomian.

Sektor perbankan memiliki peran penting. Sebagai institusi pembiayaan, perbankan mesti berani melakukan ekspansi serta menyalurkan kredit ke sektor riil. Dukungan pihak lain pun diperlukan agar ekonomi Indonesia tak sekadar pulih, tapi juga tumbuh berkelanjutan.

Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menambahkan, pemerintah memproyeksikan ekonomi Indonesia akan tumbuh pada kisaran 3,7% hingga 4,5% di 2021. Pada 2022 pihaknya optimistis ekonomi akan tumbuh 5,2%.

Kemajuan teknologi

Pada kesempatan sama, Deputy Chairman and Chief Executive Officer UOB Wee Ee Cheong mengungkapkan, kemajuan penanganan pandemi di Indonesia akan berdampak positif pada perekonomian.

“Kami apresiasi kepemimpinan Presiden Jokowi dan tekad yang gigih menakhodai negara Indonesia dalam menekan laju penyebaran pandemi. Kami meyakini ekonomi Indonesia dapat kembali pada proyeksi minimal 5% di 2022,” ujarnya.

Hal itu didasari pada munculnya peluang-peluang ekonomi nasional yang bertumbuh seiring perkembangan teknologi. Konektivitas, digitalisasi, dan keberlanjutan dapat digunakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Terlebih, Indonesia memiliki generasi muda serta talenta kewirausahaan yang cakap digital dengan daya beli kuat. Indonesia, lanjut dia, juga berperan penting pada kawasan ASEAN dengan mendominasi 60% dari total populasi.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Bank UOB Indonesia Hendra Gunawan menyatakan, kendati pandemi masih menjadi tantangan bagi perekonomian, UOB meyakini ekonomi Indonesia akan pulih lebih cepat. Hal itu terjadi lantaran ada perbaikan permintaan domestik dan eksternal yang didukung kebijakan fiskal dan moneter yang akomodatif.

“Seiring dengan peningkatan vaksinasi secara gencar di Tanah Air, hal ini pun akan mendorong pelonggaran sejumlah pembatasan kegiatan sosial dan ekonomi domestik. Dengan begitu, memberikan optimisme untuk percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia pascapandemi,” tutup Hendra.

0 comments

    Leave a Reply