April 26, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Prakiraan Cuaca pada Arus Mudik Dapat Dipantau Melalui Aplikasi

IVOOX.id, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksikan akan adanya cuaca panas yang mendominasi pada arus mudik Lebaran. Titik panas terjadi pada wilayah Indonesia bagian selatan, saat ini sudah mencapai 33 derajat Celcius berpotensi menyebabkan kebakaran hutan. Wilayah tersebut di antaranya Sumatra Selatan, Lampung, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Timur.


Informasi terkini mengenai prakiraan cuaca, dapat diakses secara 24 jam melalui call center BMKG (021-6546318) , website http://www.bmkg.go.id , dan masyarakat bisa mengupdate informasi melalui Twitter @infobmkg dan aplikasi iOS dan android 'Info BMKG'.


Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menginformasikan bahwa selain prakiraan cuaca yang ekstrem, pihaknya juga mengingatkan akan indikasi gelombang tinggi di perairan Selatan Indonesia dengan kecepatan angin yang tinggi berkisar 25-30 knot dan tinggi gelombang 4-6 meter di perairan selatan Jawa hingga Nusa Tenggara, Samudra Hindia Barat, yang diprediksi dimulai pada tanggal 1 juni hingga 2 juni 2019.


"Tinggi gelombang 1,25-2,5 m dengan status sangat waspada berpeluang terjadi di perairan utara Pulau Sabang hingga Barat Aceh, tinggi gelombang 2,5-4 meter dengan status berbahaya berpeluang terjadi di Perairan Enggano-Bengkulu, adapun peningkatan tinggi gelombang pada 30 Mei-1 Juni 2019 berpeluang terjadi di perairan barat Kepulauan Simeulue hingga perairan barat Lampung," jelas Dwikorita di Jakarta Rabu (29/5).


Dwikorita berharap dengan adanya imbauan ini pemudik akan lebih waspada mengenai cuaca pada arus mudik Lebaran 2019.


"Saya berharap masyarakat waspada terhadap kemungkinan hujan disertai angin kencang yang dapat menyebabkan pohon maupun baliho tumbang/roboh, Tidak berlindung di bawah pohon jika hujan disertai kilat/petir, waspada jika ada kenaikan tinggi gelombang," harapnya.


Apabila ada kenaikan tinggi gelombang, masyarakat diharapkan menunda kegiatan penangkapan ikan secara tradisional hingga gelombang tinggi mereda, dan kapal-kapal terutama perahu nelayan dan kapal - kapal ukuran kecil agar tidak memaksakan diri melaut serta tetap waspada dan siaga dalam melakukan aktivitas pelayaran.


"Antisipasi dan waspada potensi bencana kabut asap," tutup Dwikorita.

0 comments

    Leave a Reply