June 29, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Prabowo Kritik Utang Pemerintah, PDIP: Itu Serangan Untuk Pilkada

IVOOX.id, Jakarta - Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto mengkritik pemerintah Indonesia mengumpulkan utang mencapai hampir Rp 9.000 triliun. Menanggapi itu, Sekretaris Badan Pelatihan dan Pendidikan DPP PDIP Eva Kusuma Sundari menyebut, itu adalah upaya Prabowo untuk membantu memenangkan Pilkada.

“Seperti juga Pak SBY, Pak Prabowo sedang menyerang pemerintah untuk membantu memenangkan pilkada-pilkada. Kan lusa coblosan? Semua orientasinya pilpres sih. Jadi kalau calon-calonnya menang bisa untuk investasi politik,” kata Eva kepada detikcom, Senin (25/6/2018).

Eva mengatakan, jika Pilkada dimenangkan oposisi, maka hal itu akan berimbas pada Pilpres 2019. Ia yakin serangan-serangan yang dilontarkan Prabowo akan berhenti usai perhelatan Pilkada.

“Habis Pilkada kayaknya mereda, sebelum kemudian digenjot kembali untuk Pilpres,” ujarnya.

Eva mengatakan tak ada satupun perusahaan atau negara yang tak memiliki utang. Utang, kata Eva, menandakan adanya kepercayaan dari para investor untuk berinvestasi.

“Kepercayaan karena ada kemampuan untuk membayar, investor rasional dan nggak mau rugi pasti pertimbangan nyari untung karena perusahaan-perusahaan sehat. Ini beda banget jika utangnya ke karyawan bukan?,” tutur Eva.

Eva juga mengatakan, utang yang dilakukan pemerintah juga jelas penggunaannya. Utang digunakan untuk pembangunan infrastruktur yang sifatnya investasi.

“Yang bisa menambah indeks kompetisi. Ini untuk menuju negara industri sesuai maunya Pak Prabowo juga,” katanya.

Menurut Eva, seharusnya Prabowo dan oposisi mendukung apa yang dilakukan pemerintah demi membangun bangsa dan negara ini. Apalagi utang tersebut bukan untuk konsumsi yang sifatnya sia-sia.

“Beneferiesnya kan Pak PS (Prabowo Subianto) juga terutama jika investment risk kita membaik plus rakyat karena mobilitas barang, jasa dan orang juga membaik potensi ekonomi tumbuh membesar,” kata Eva.

Sebelumnya, Prabowo melontarkan kritik atas utang Indonesia saat ini. Mengutip data Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Prabowo menyebut total utang RI sampai hari ini hampir Rp 9.000 triliun.

Prabowo menampilkan slide tentang utang RI. Di bawah slide itu, tampak sumber data yang dipakai Prabowo adalah ‘Statistik Uang Sektor Publik, Kementerian Keuangan, 2018, Asumsi Kurs Rp 14.000 per US$ 1; Per Tutup Tahun 2017’.

“Utang-utang kita sudah sangat membahayakan. Selain utang pemerintah, ada utang lembaga-lembaga keuangan milik pemerintah dan utang-utang BUMN. Kalau dijumlahkan sungguh sangat besar,” ucap Prabowo di Jl Widya Chandra IV, Jakarta, Senin (25/6/2018). Pernyataan ‘berbahaya’ itu disampaikan Prabowo dengan mengutip data lembaga Moody’s yang jadi sumber rujukan berita Bloomberg.

Slide itu menampilkan data utang pemerintah, BUMN, dan lembaga keuangan publik. Total utang tiga sektor itu dihitung Prabowo hampir Rp 9.000 triliun.

“Utang pemerintah memang Rp 4.060 triliun, tapi ada utang BUMN ditambah Rp 600 triliun. Ditambah lagi utang lembaga keuangan publik, Rp 3.850 triliun. Kalau kita jumlahkan ya hampir Rp 9.000 triliun,” ucap dia.

0 comments

    Leave a Reply