Pihak Bandara Ngurah Rai Ungkap Alasan Rekayasa Jalur Lalin
IVOOX.id - Kemacetan lalu lintas yang parah melanda arah Bandara I Gusti Ngurah Rai di Bali, pada tanggal 29 Desember lalu, menarik perhatian pihak Bandara yang segera mengambil langkah rekayasa jalur untuk mengatasi situasi tersebut.
General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai, Handy Heryudhitiawan, menjelaskan bahwa rekayasa jalur dilakukan dengan memberi akses khusus bagi kendaraan roda dua, memanfaatkan ojek daring, dan menyediakan kendaraan roda dua untuk membantu penumpang yang membawa koper.
"Rekayasa jalur dilakukan dengan memberi akses bagi kendaraan roda dua untuk dapat mengantar penumpang hingga drop zone atau area keberangkatan," kata Handy Heryudhitiawan saat dihubungi Kemenparekraf Sandiaga Uno melalui zoom, Rabu (3/12/2024).
Ia menyampaikan bahwa langkah ini diambil sebagai respons terhadap kemacetan yang terjadi akibat peningkatan jumlah kendaraan yang masuk ke bandara pada tanggal 29 Desember.
"Pada tanggal 29 Desember, penumpang Bali mencapai 70.776 dalam satu hari dengan jumlah kendaraan masuk dan keluar bandara sekitar 41 ribu," ujarnya.
Dia menyoroti bahwa data ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan dengan 23 Desember dalam masa liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru), dengan jumlah penumpang sebesar 75.240 orang dan kendaraan sekitar 57.937.
Meskipun pihak bandara telah berkoordinasi intensif dengan kepolisian dan Dinas Perhubungan untuk mengatur arus kendaraan, namun kemacetan terjadi terutama di seputaran jalan-jalan sekitaran bandara seperti Jalan Bypass, Jalan Ngurah Rai, Jalan Kediri, dan Jalan Raya Kuta.
"Pada saat itu terjadi kepadatan yang sangat tinggi, cenderung kendaraan mobil tidak bergerak," ungkap Handy.
Selanjutnya, dalam upaya mengatasi situasi, pihak bandara mobilisasi ojek daring dan kendaraan roda dua untuk membantu penumpang yang terdampak.
Meskipun ada kesulitan, koordinasi dengan pihak terkait terus dilakukan untuk mencari solusi dan jalur keluar yang efektif.
Kadispar Bali, Tjok Bagus Pemayun, menyebutkan bahwa wisatawan mancanegara yang datang ke Bali hingga akhir tahun mencapai 5.328.238 orang.
Data ini diambil dari data imigrasi dan menunjukkan bahwa Australia masih mendominasi diikuti oleh India, China, Inggris, dan Amerika Serikat.
Target kunjungan 4,5 juta sudah terlampaui, menunjukkan pertumbuhan luar biasa di sektor pariwisata.
"Jumlah wisatawan nusantara (wisnus) sebesar 9.877.911 orang, di luar ekspektasi kami, sangat luar biasa. Ini membuat kami berharap agar kualitas kunjungan meningkat dengan length of stay yang lebih panjang dan meningkatkan pengeluaran mereka," tambah Tjok Bagus Pemayun di tempat yang sama.
Pihak bandara dan pemerintah Bali berkomitmen untuk terus memperbaiki pengalaman pariwisata di Bali dan mengantisipasi tantangan yang mungkin muncul di tahun-tahun mendatang.
0 comments