March 29, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Pertamina Genjot Bisnis EBT, Dukungannya Membludak

IVOOX.id, Jakarta - Dalam upaya menggenjot energi ramah lingkungan, PT Pertamina (Persero) meningkatkan portofolio di bisnis energi baru dan terbarukan (EBT).

Upaya indistri minyak dan gas bumi (migas) pelat merah ini, mendapat dukungan dari berbagai kalangan, baik di dalam negeri maupun luar negeri. "Kami terus menggarap energi terbarukan. Ada banyak dukungan dari dalam negeri dan internasional," kata Direktur Perencanaan, Investasi, Manajemen Risiko Pertamina Heru Setiawan dalam acara Pertamina Energi Forum (PEF) 2018 di Raffles Hotel, Jakarta, Kamis (29/11/2018).

Heru menjelaskan, pendanaan proyek energi terbarukan Pertamina dikombinasikan antara kemitraan ekuitas, pembiayaan proyek, dan skema pendanaan lainnya. Untuk menjaga kesediaan energi di tanah air, Pertamina berusaha menggenjot portofolio di bisnis hulu, meningkatkan kapasitas kilang, dan mengembangkan infrastruktur hilir serta kualitas dan keragaman produk.

Sementara, Direktur Panas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ida Nuryatin Finahari mengatakan, Indonesia memiliki cadangan energi terbarukan sebesar 442 gigawatt.

Dengan potensi yang ada, ujarnya, Indonesia memiliki kemampuan menjamin kemandirian energi di masa depan. Sejauh ini, tambahnya, realisasi produksi listrik berbasis geothermal baru mencapai 2% dari produksi nasional dengan kapasitas terpasang 9,32 gigawatt.

Saat ini, rasio elektrifikasi di Indonesia adalah 98,05%. Pemerintah memperkirakan rasio tersebut akan mencapai 99,9% pada 2019. Sementara itu, Pertamina mengaku telah mengembangkan energi terbarukan dan operasi ramah lingkungan dengan mengembangkan potensi panas bumi melalui anak usahanya PT Pertamina Geothermal Energy (PGE).

Hingga saat ini, total kapasitas terpasang sekitar 617 megawatt (MW), dari PGE Area Kamojang 235 MW, Lahendong 120 MW, Ulubelu 220 MW, Sibayak 12 MW dan Karaha 30 MW.

Indonesia memiliki komitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebagaimana dinyatakan dalam perjanjian Paris. Isi perjanjian itu adalah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca menjadi 341 juta ton CO2 pada 2030.

0 comments

    Leave a Reply