October 6, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Perkembangan Pesat Internet di Jayapura

IVOOX.id, Jayapura - TIM Ekspedisi Bakti untuk Negeri telah mencapai Tanah Papua. Program Kolaborasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) dengan Media Group News (Metro TV) kali ini melihat perkembangan jaringan internet di Jayapura.

Tempat pertama yang dikunjungi ialah Kampung Skofro di Kabupaten Kee­rom. Di sini, jaringan internet berperan penting bagi perkembangan masyarakat dan kampung itu sendiri.

“Lewat internet kita bisa mengakses dunia luar. Jadi masyarakat bisa tahu apa yang terjadi di dunia luar. Mereka juga bisa mengakses pendidikan. Secara khusus untuk anak-anak sekolah, ilmu-ilmu yang mereka tidak tahu, mereka bisa tahu lewat internet,” ujar Pendeta Brian Alelo dari Gereja Kristen Injili di Tanah Papua.

Selain itu, tersedianya ja­ringan internet turut membantu perkembangan peternakan dan perkebunan. Melalui internet, masyarakat dapat mencari tahu cara bertani dan cara bercocok tanam yang baik.

“Itu penting sekali untuk diketahui masyarakat di Skofro. Karena minim sekali informasi terkait dengan itu. Alam di kampung ini begitu luas tapi sulit untuk dikelola. Jadi penting sekali untuk jaringan internet dipakai di kampung ini,” jelas Pendeta Brian.

Sebelum ada jaringan internet, warga cukup kesulitan mengakses internet. Saat itu sinyal internet sering tidak stabil, bahkan sesekali hilang sama sekali.

“Saat barang ini (internet) belum ada kita susah untuk mendapat info atau jaringan ke keluarga yang berada jauh. Sekarang kita berterima kasih jaringan seperti itu sudah ada. Jadi gampang kita bisa tahu informasi. Kalau berhubung­an keluarga di mana pun bisa komunikasi dengan baik,” ujar salah seorang warga Kampung Skofro.

Jaringan internet yang bagus juga dirasakan di Panti Asuhan Putri Kerahiman Hawai Sentani, Jaya­pura. Di panti asuhan yang menampung 45 anak ini, internet dapat digunakan untuk sarana belajar bagi anak-anak.

Di samping itu, anak-anak di Panti Asuhan Hawai mempunyai sejumlah aktivitas yang menghasilkan berbagai produk. Di antaranya membuat produk-produk keterampilan seperti topi dari bulu ayam, noken (tas tradi­sional papua), hingga kegiatan menanam tumbuhan sayur organik. Hasil menanam tersebut biasanya dijual melalui platform digital, disamping untuk dikonsumsi sehari-hari.

“Setelah untuk konsumsi sendiri, juga untuk dijual supaya mendapatkan income untuk kehidupan sehari-hari anak-anak. Biasanya kami untuk jual melalui online. Kita pakai WA (Whatsapp), divideo (produknya), lalu kirim. ‘Silakan siapa yang mau beli sayur organik mari merapat.’ Dan itu banyak orang pesan juga,” kata Sr Aleksia DSY, Kepala Panti Asuhan Putri Kerahiman Hawai Sentani, Jayapura.

Suster Aleksia juga mengatakan internet di wilayah tersebut terbilang lancar. Hal ini memudahkan penjualan maupun promosi produk-produk hasil anak-anak panti asuhan.

Kepesatan perkembangan internet juga dirasakan Grace Sensia Claudiah Edowai, mahasiswi yang tengah menem­puh pendidikan di Tiong­kok. Saat ini, Grace sedang berada di kampung halamannya, Jaya­pura, karena situasi covid-19 yang mengharuskannya belajar jarak jauh.

“Sama seperti anak-anak Indonesia kami melaksanakan proses belajar daring dari Tiongkok ke Indonesia menggunakan aplikasi-aplikasi yang sama seperti yang digunakan anak-anak Indonesia. Sejauh ini belum ada kendala karena internetnya ja­ringannya lancar-lancar saja. Jadi segala sesuatunya aman-aman saja,” ung­kapnya.

“Kalau dulu-dulu (di Jaya­pura) agak susah (misalnya) untuk telepon ke luar negeri, ketika menelepon di Whats­app sering tiba-tiba mati. Kalau sekarang sudah mulai bagus lancar. Perkuliah­an satu jam menggunakan aplikasi-aplikasi Tiongkok juga lancar-lancar saja,” tambahnya.

Di sela-sela aktivitas belajar jarak jauh dari Papua, Grace juga secara suka­rela mengajari anak-anak di Panti Asuhan Hawai Putri Kerahiman untuk menggunakan internet. Dia sering mendampingi mereka belajar menggunakan berbagai platform dan aplikasi.

Di Jayapura, internet mulai berkembang pesat sekitar 2008 seiring dikenalnya beberapa media sosial seperti Friendster dan Facebook disana. Umumnya, informasi mengenai platform itu diperkenalkan oleh anak-anak Jayapura yang berkuliah di luar Papua.

“Saat itu yang bisa meng­akses internet hanya di titik-titik tertentu saja. Misalnya di Telkom, semua berbondong-bondong ke situ. Yang dicari itu ya main Facebook, Friendster. Tahun mulai berkembang muncullah Twitter sampai Instagram. Tapi pengguna terbanyak di Jayapura ini adalah Facebook,” ujar Direktur Yayasan Putri Kerahiman Papua, Flory Koban.

0 comments

    Leave a Reply