April 29, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Mirae Asset Sekuritas Indonesia

Pergerakan Harga Variatif, Sejumlah Seri SUN Berpeluang Naik

IVOOX.id, Jakarta - Mirae Asset Sekuritas Indonesia memperkirakan bahwa pada awal pekan ini, Senin (15/10), harga SUN di pasar sekunder cenderung bervariasi di mana beberapa seri benchmark seperti FR0063, FR0064, FR0075 dan non-benchmark seperti FR0077 berpotensi meningkat terbatas.

Dhian Karyantono, Analis Fixed Income Mirae Asset Sekuritas, mengatakan bahwa sentimen negatif didorong oleh proyeksi melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini.

Sementara itu, sentimen positif dipicu oleh cenderung stagnannya yield US Treasury dan proyeksi menurunnya defisit neraca perdagangan Indonesia per September 2018.

Sejauh ini, konsesus Bloomberg memperkirakan defisit neraca dagang Indonesia turun ke level $444 juta dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar $1,02 miliar.

Selain itu, kekhawatiran pasar terhadap kondisi pasar modal global, khususnya pasca penurunan tajam bursa saham AS beberapa waktu yang lalu, juga relatif menurun di mana turunnya kekhawatiran pasar tercermin dari penurunan indeks CBOE VIX pada akhir pekan lalu sebesar 14,69% ke level 21,31 poin.

Berikut ini proyeksi rentang pergerakan harga dan imbal hasil seri-seri acuan SUN hari ini [harga (yield)]:

FR0063 (15 Mei 2023): 89,45 (8,45%) - 89,85 (8,33%)

FR0064 (15 Mei 2028): 82,50 (8,87%) - 83,45 (8,71%)

FR0065 (15 Mei 2033): 81,25 (8,95%) - 82,00 (8,84%)

FR0075 (15 Mei 2038): 85,00 (9,09%) - 85,75 (9,07%).

Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat diperkirakan bergerak pada kisaran Rp15.187 – Rp15.236 dengan kecenderungan melemah.

"Meski relatif tidak likuid, seri-seri berikut sudah menawarkan yield yang cukup menarik untuk dikoleksi yaitu FR0046, FR0070, dan FR0056. Sementara itu, berdasarkan proyeksi bahwa Selasa dan Rabu berpotensi terjadi kenaikan harga SUN, seri FR0077 menjadi pilihan yang cukup menarik bagi investor untuk melakukan short-term trading," kata Dhian dalam riset harian, Senin (15/10/2018).

Selain didorong oleh menurunnya defisit neraca dagang Indonesia, proyeksi kenaikan harga yang terjadi pada Selasa dan Rabu, didorong oleh proyeksi menurunnya data pertumbuhan penjualan ritel (YoY), produksi industri (YoY), dan lowongan pekerjaan AS (JOLTs).

Annual Meetings IMF-World Bank tengah digelar di Bali selama 8-14 Oktober. Sebagai media partner, Bisnis.com akan melaporkan berbagai isu yang dibahas, ikuti perkembangan informasinya di sini.

0 comments

    Leave a Reply