October 5, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Percepat Pembangunan Jaringan Internet di Natuna untuk Pemerataan Informasi

IVOOX.id, Natuna - Kepulauan Natuna menjadi salah satu wilayah 3T (terluar, terdepan, dan tertinggal) yang menjadi sasaran pembangunan infrastruktur jaringan internet oleh pemerintah melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). 

Di wilayah ini, BAKTI Kominfo akan memberikan bantuan sebanyak 17 tower Base Transceiver Station (BTS) dan 9 di antaranya sudah masuk dalam proses pembangunan.

Menurut Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Natuna Raja Darmika, sisa pembangunan BTS di Natuna akan diselesaikan pada 2021 dan 2022 mendatang. “Tapi bupati telah menyurati Kementerian Kominfo untuk mempercepat itu. Karena di era pandemi (covid-19) seperti ini, anak sekolah perlu internet lancar, kita yang bekerja juga perlu. Mudah-mudahan dengan adanya surat bupati, ke-17 lokasi itu dipercepat pembangunannya,” ujar Raja dalam program Ekspedisi Bakti untuk Negeri yang tayang di Metro TV, tadi malam.

Salah satu lokasi pembangunan BTS BAKTI di Natuna berada di Desa Pengadah, Kecamatan Bunguran Timur Laut. Secara topografi, wilayah ini terhalang kawasan Pegunungan Ranai.

Hal inilah yang menyebabkan warga desa terkendala untuk meng­akses jaringan telekomunikasi dan internet.

Kepala Desa Pengadah Muhtar Harun mengakui tidak adanya jaringan internet membuat sejumlah kegiatan perangkat desa terhambat.

Misalnya perihal pengiriman laporan kepada pemerintah kabupaten. “Orang di kabupaten sering menegur kami. ‘Kenapa kami sudah kirim (surat/berkas) kemarin tidak ada balasan?’ (Padahal) kami tidak terima,” ungkapnya.

Muhtar berharap kehadir­an jaringan internet yang pembangunannya sudah dimulai di Desa Pengadah ini membuat desa­nya setara dengan desa-desa lain. “Sekarang bisnis membutuhkan sinyal (internet), pendidikan, dan seluruh kegiatan juga membutuhkan itu,” tegas Muhtar.

Yang tak kalah penting dan medesak di masa pandemi ini adalah kebutuhan jaringan internet di sektor pelayanan kesehatan. Salah satunya di Puskesmas Sedanau, Kecamatan Bunguran Barat. Letaknya yang terpisah dari pulau utama membuat jaringan komunikasi mutlak diperlukan, terutama ketika ada pasien yang harus dirujuk ke RSUD Natuna.

Sejak awal pandemi, jumlah kasus covid-19 di Pulau Sedanau mencapai 180, enam di antaranya meninggal dunia. Kepala Puskesmas Sedanau dr Wan Arie ­Afryadi menjelaskan pihaknya menggunakan swab antigen dan PCR untuk pemeriksaan covid-19.

Namun, untuk hasil pemeriksaan PCR harus dikirimkan ke RSUD Natuna. Hasilnya pun kemudian akan dikonfirmasikan melalui pesan singkat WhatsApp. Wan menyebut bahwa sinyal telekomunikasi di wilayahnya cukup baik.

“Kalau ada yang terkonfirmasi positif, langsung kita laporkan, kita on time 24 jam,” ujarnya.

Di RSUD Natuna sendiri, saat ini ada empat pelayanan yang membutuhkan jaringan telekomunikasi yang baik. Mulai dari Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS), website rumah sakit, input data covid-19 ke RS Online, serta grup WA Satgas Covid-19 Kabupaten Natuna.

“Kami sadar kami adalah ujung tombak pelayanan kesehatan, sementara kami juga banyak keterbatasan termasuk SDM dan sarana/prasarana. Dulu pernah ada program dari kementerian terkait pelayanan telemedicine. Kami harapkan dengan jaringan internet yang sudah luar biasa bagus, segera direalisasikan,” tutur Kepala RSUD Natuna dr Imam ­Syafari.

Di sisi lain, banyaknya aktivitas warga yang dilakukan di rumah saat pandemi ini membuat kebutuhan internet terus meningkat. Hal ini dimanfaatkan sekelompok anak muda di Kota Ranai, Natuna, untuk berinovasi membuat aplikasi Natuna Mart.

Natuna Mart berdiri sejak akhir 2020 dengan melihat peluang di balik pandemi. Pendiri aplikasi ini, Ahmad Sofian, menyadari adanya ketakutan berinteraksi di masa pandemi. Berkaca dari kota-kota besar, dia mengimplementasikan bisnis online yang menyediakan transportasi membeli makanan, obat-obatan, hingga kurir di Natuna.

Selama enam bulan, Natuna Mart sudah memiliki 4.272 pengguna. Salah satu mitra Natuna Mart, Burger Bu Yanti, merasakan langsung manfaat telekomunikasi bagi masyarakat di Natuna. “Keuntungannya dua kali lipat. Satu dari (pelanggan) rumah, kedua dari Natuna Mart,” kata Yanti.

Dia menyebut bahwa saat ini masyarakat lebih memilih untuk membeli secara daring daripada datang langsung ke tempatnya untuk menghindari terpapar virus.

Dari perjalanan di Natuna, Tim Ekspedisi Bakti untuk Negeri melihat peran jaringan telekomunikasi dan internet dinilai sangat besar bahkan di wilayah 3T sekali pun. Karena itu, perluasan jaring­an telekomunikasi mutlak dilakukan. Pembangunan BTS oleh BAKTI Kominfo di desa-desa yang belum memiliki jaringan pun diharapkan dapat selesai tepat waktu.

0 comments

    Leave a Reply