May 19, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Perang Dagang Melebar ke Perang Mata Uang, Ekspor RI Terancam

IVOOX.id, Jakarta - Pemerintah mewaspadai pelemahan mata uang China, yuan, terhadap dolar AS karena bisa mempengaruhi pergerakan mata uang lain dan berikutnya ke kinerja perdagangan.

Pelemahan yuan tersebut terjadi sebagai dampak perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China yang makin memanas. "Masalahnya adalah pada waktu yuan melemah,

itu banyak negara di dunia juga ikut melemah," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution di Jakarta, Selasa (6/8).

Menurut Darmin, kondisi tersebut dapat menyebabkan ekspor barang China ke pasar AS dan negara-negara lainnya menjadi lebih murah. "Pemerintah belum bisa berandai-andai apabila perlemahan yuan tersebut terus berlanjut dan mempengaruhi kinerja perdagangan global ke depannya. Kita tidak tahu ini polanya seperti apa, tapi ini melemah dulu," ujar Darmin.

Sebelumnya, nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Selasa pagi terus bergerak melemah dipicu meningkatnya tensi perang dagang AS dan China.

Ketegangan perdagangan antara AS-China meningkat setelah China membalas ancaman pengenaan tarif oleh AS sebesar 10 persen terhadap barang impor China senilai 300 miliar  dolar AS, yang efektif pada 1 September 2019.

China membiarkan yuan melemah menembus 7 yuan per dolar AS dan meminta perusahaan China untuk menunda impor produk pertanian dari AS.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan, ketegangan perdagangan antara AS dan China yang kembali meningkat direspons negatif oleh pasar.

"Potensi penguatan rupiah sangat tergantung pada pergerakan mata uang yuan terhadap dolar AS. Jika China yuan masih melemah kemungkinan rupiah akan berlanjut melemah

menuju Rp14.300 per dolar AS," kata Lana.

0 comments

    Leave a Reply