September 20, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Perang Dagang dan Indikasi Ekonomi Lemah Paksa Wall Street Tetap di Jalur Merah

IVOOX.id, New York - Data negatif ekonomi AS dan berlarutnya kekhawatiran perang dagang mendorong investor melepas portofolio sahamnya, alhasil indeks di Bursa Wall Street pada Kamis (Jumat dinihari WIB) kembali melorot setelah sehari sebelumnya merah karena sikap bank sentral AS yang tak terlalu longgar (dovish) terhadap kebijakan moneternya.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 280,85 poin atau 1,05 persen ditutup di 26.583,42 poin. Indeks S&P 500 anjlok 26,82 poin atau 0,90 persen berakhir di 2.953,56 poin. Lalu, indeks Komposit Nasdaq turun 64,30 poin atau 0,79 persen ke posisi 8,111.12 poin.

Tujuh dari 11 sektor utama S&P 500 diperdagangkan lebih rendah di sekitar penutupan pasar, dengan sektor keuangan turun hampir 2,1 persen, memimpin kerugian.

Mayoritas dari 30 saham unggulan atau blue-chips di Dow juga memperpanjang kerugian, dengan saham Goldman Sachs Group turun hampir 3,9 persen, berada di antara yang berkinerja terburuk.

Indeks Volatilitas CBOE, yang secara luas dianggap sebagai pengukur ketakutan terbaik di pasar saham, naik 10,86 persen menjadi 17,87 pada Kamis (1/8/2019).

Lebih khusus lagi, saham Caterpillar dan Intel, keduanya sensitif terhadap perdagangan global, masing-masing jatuh 3,71 persen dan 2,08 persen, serta saham 3M kehilangan 0,78 persen.

Namun saham Yum Brands naik sekitar 3,9 persen, karena rantai makanan cepat saji AS ini melaporkan laba kuartal kedua yang melampaui estimasi pasar.

Di sisi ekonomi, indeks manufaktur Institute for Supply Management (ISM) turun menjadi 51,2 pada Juli dari 51,7 pada Juni, angka terendah sejak Agustus 2016, ISM mengatakan pada Kamis (1/8/2019). Data menunjukkan bahwa sektor manufaktur AS berkembang pada laju paling lambat selama tiga tahun terakhir.

Klaim pengangguran awal, atau jumlah orang Amerika yang mengajukan aplikasi untuk tunjangan pengangguran, naik moderat menjadi 215.000 dalam pekan yang berakhir 27 Juli, kata Departemen Tenaga Kerja pada Kamis (1/8/2019). Angka menandai peningkatan 8.000 dari level minggu sebelumnya, yang direvisi naik 1.000 menjadi 207.000.

Pada Rabu (31/7/2019), The Fed memotong kisaran suku bunganya seperempat poin, yang menandai pertama kalinya sejak Desember 2008, ketika suku bunga dikurangi mendekati nol selama krisis keuangan global.

Selama konferensi pers pada hari yang sama, Ketua Fed Jerome Powell mengatakan bahwa pemotongan bank sentral adalah "penyesuaian pertengahan siklus," menambahkan bahwa tindakan itu "bukan awal dari serangkaian panjang penurunan suku bunga."

Pernyataan itu mengguncang pasar, menghapus semua keuntungan dari tiga indeks utama pada Rabu (31/7/2019) dan menenggelamkan Dow dengan lebih dari 470 poin pada satu titik, menandai hari terburuk sejak Mei.

0 comments

    Leave a Reply