Perancang Istana IKN Nyoman Nuarta Ungkap Beberapa Kendala Proyek
IVOOX.id - Nyoman Nuarta mengungkap beberapa kendala terkait pembangunan Istana Negara di Ibu Kota Nusantara (IKN), salah satu hambatanya adalah masalah birokrasi.
Hal itu ia dibeberkanya usai gelaran acara pembekalan pemahaman Pancasila untuk Tim Kerja perancang dan pembangunan Istana Negara di IKN pada Kamis (1/6/2023) di Bandung.
"Birokrasinya rumit sekali, menyangkut material harus TKDN, banyak ketakutan kalo gak sesuai itu (TKDN), " ujar Nyoman Nuarta pada IVOOX.
Selanjutnya ia menjelaskan kendala berikutnya yakni terkait waktu dan biaya proyek tersebut. Nyoman menyebut bahwa dana untuk proyek baru bisa keluar setelah 180 hari kerja.
"Sementara jadwal pembangunan cuma dikasih waktu 1 tahun, jadi gimana mau bisa kerja?", kata Nyoman yang baru pertama kali dapat pekerjaan dari Pemerintah.
Untuk material, menurut Nyoman akan segera datan awal bulan Juni ini. Hal tersebut menurutnya tidak simultan."kontrak kerjanya pendek cuma 1 tahun, tapi pengadaan materialnya susah. Padahal bahan-bahan ini segera diperlukan," jelas Pemilik Galeri nu Art Bandung itu.
Hal-hal teknis menyangkut pemasangan ornamen dan lain-lain terkendala ijin perihal kekuatan konstruksi.
Tak Punya Sertifikat Arsitek Indonesia
Nyoman Nuarta tak punya Sertifikat Keahlian Arsitek (SKA) dari Ikatan Arsiek Indonesia (IAI) saat ia ditunjuk Presiden Jokowi sebagai perancang Istana IKN.
"Saya banyak melibatkan rekanan profesor ahli-hali dibidang arsitek dan konstruksi," jelas Nyoman kala dipertanyakan oleh beberapa kalangan soal kemampuanya.
Nyoman Nuarta merupakan seorang seniman yang berasal dari Bali, Ia lahir di Kabupaten Tabanan pada tanggal 14 November 1951. Latar belakang pendidikan beliau ialah Jurusan Seni Patung, Departemen Seni Rupa, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Selama menempuh pendidikan sebagai mahasiswa, Nyoman Nuarta menorehkan banyak sekali prestasi salah satunya adalah Sayembara Monumen Proklamator. Selain itu ia juga memperoleh penghargaan Satyalencana Kebudayaan dari Pemerintah RI (2014), penghargaan Sri Padma dari Pemeringtah India (2018), gelar Doktor Honoris Causa dari Institut Teknologi Bandung (2021), penghargaan Chevalier dans l'Ordre des Arts et Lettres dari Pemerintah Perancis (2021), Habbie Prize (2021)
0 comments