May 6, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Per September 2017, Laba Mitra Komunikasi Nusantara Melonjak 570%

IVOOX.id, Jakarta – PT Mitra Komunikasi Nusantara Tbk (MKNT), emiten telekomunikasi berbasis digital, membukukan laba Rp37,2 miliar sepanjang Januari-September 2017. Itu melonjak 569,7% dibandingkan di periode yang sama pada 2016 sebesar Rp5,6 miliar.

“Lonjakan laba perseroan disebabkan oleh konsolidasi anak usaha serta kinerja operasional perseroan di bisnis perdagangan umum telepon seluler (ponsel), gadget dan voucher isi ulang,” ujar Jefri Junaedi, Direktur Utama MKNT, di Jakarta, Selasa (07/11/2017).

Jefri mengemukakan, laba sebesar itu dikontribusikan oleh penjualan perseroan pada periode tersebut sebesar Rp4,7 triliun, atau melesat 697,4% dibandingkan per September 2017 yang hanya sebesar Rp586,7 miliar.

“Peningkatan penjualan perseroan mencerminkan daya beli konsumen terhadap produk-produk telekomunikasi hingga kini masih tetap tinggi,” tukas Jefri.

Jefri menuturkan, sebagai salah satu perusahaan terdepan di bidang penjualan posel, gadget dan voucher isi ulang, pertumbuhan perseroan dapat memberikan gambaran mengenai pasar bisnis ponsel beserta turunannya masih terus berkembang hingga kini.

Sementara itu, menurut data Kementerian Perindustrian 2017, pelanggan telekomunikasi ponsel di Indonesia meningkat hingga empat kali lipat dalam jangka waktu lima tahun terakhri, yakni dari 63 juta pelanggan menjadi 211 juta pelanggan.

Jefri mengungkapkan, sekitar 95% dari laba perseroan dikontribusikan oleh bisnis pulsa isi ulang. Selain itu, kinerja perseroan yang positif per September 2017 tersebut disebabkan oleh akuisisi yang dilakukan PT Mitra Sarana Berkat (MSB), anak usaha perseroan.

Adapun perusahaan-perusahaan yang diakuisisi MSB adalah PT Catalist Integra Prima Sukses (CIPS), PT Arifindo Mandiri (AM), PT Kasih Anugerah Kreasi (KAK), dan PT Graha Planet Nusantara (GPN).

Disamping itu, demikian Jefri, aset perseroan hingga akhir September 2017 tercatat sebesar Rp842,3 miliar dibandingkan realisasi aset per akhir Desember 2016 sebesar Rp157,8 miliar.

Jefri menuturkan, perseroan saat ini sedang melakukan strategi pengembangan aplikasi distribusi, melalui layanan berbasis teknologi informasi (TI). Layanan itu nantinya dapat mempermudah proses distribusi produk-produk dan layanan telekomunikasi perseroan.

“Platform digital tersebut diharapkan dapat mempercepat dan mengefisiensikan proses distribusi produk telekomunikasi sehingga dapat semakin luas dan real-time,” jelas Jefri.

Selain pembangunan infrastruktur digital, menurut Jefri, kunci kesuksesan bisnis di industri ini adalah kemudahan untuk mengakses layanan perseroan. Itu dilakukan melalui perluasan wilayah distribusi, penguatan cluster atau gerai distribusi regional dan peningkatan kinerja SDM lewat optimalisasi tenaga pemasaran.

Saat ini, perseroan mencari sumber pendanaan baru lewat penawaran umum terbatas (PUT) yang dilakukan bulan lalu, setelah mendapat restu dari para pemegang saham di Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB).

Melalui mekanisme Penambahan Modal Hak Memesan Efek Terlebih dahulu (PMHMETD), perseroan menargetkan memperoleh tambahan dana sebesar Rp1,2 triliun, dimana jumlah tersebut berasal dari Rp600 miliar dari saham dan Rp612,5 miliar waran.

Perseroan juga berencana mengalokasikan dana tersebut untuk memperkuat struktur modal anak usaha serta tambahan modal kerja. Perseroan menargetkan penjualan Rp6,5 triliun dan memperluas jaringan distribusi.[abr]

0 comments

    Leave a Reply