May 18, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Penyaluran Kredit UMKM di Sumbar Rp15,5 Triliun

iVooxid, Padang - Penyaluran kredit untuk sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Sumatera Barat (Sumbar), pada triwulan II 2016 oleh perbankan mencapai Rp15,5 triliun atau tumbuh 3,8 persen dibandingkan triwulan sebelumnya.

"Membaiknya pertumbuhan kredit UMKM menahan laju perlambatan kredit perbankan di Sumbar karena pangsanya mencapai di atas 30 persen dari keseluruhan kredit bank umum," kata Kepala Bank Indonesia (BI) perwakilan Sumbar Puji Atmoko di Padang, Rabu (26/10/2016).

Ia menyampaikan hal itu dalam Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Triwulan II 2016 Sumbar.

Menurut dia mulai membaiknya pertumbuhan kredit UMKM pada triwulan I dan II 2016 dipicu oleh implementasi paket kebijakan ekonomi, yaitu penurunan suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Meskipun membaik, pertumbuhan kredit UMKM pada triwulan II 2016 tidak lebih besar dibandingkan pencapaian 2014, kata dia.

Ia mengatakan berdasarkan informasi dari perbankan, penyebab utama masih rendahnya pertumbuhan kredit UMKM antara lain terbatasnya bank penyalur KUR dengan skema terbaru hingga awal tahun 2016, serta pengendalian ekspansi kredit akibat peningkatan risiko yang berasal dari peningkatan kredit bermasalah UMKM.

Ditinjau dari komponen, sumber perbaikan pertumbuhan UMKM terutama terjadi pada skala mikro dan kecil, dengan kontribusi dari keduanya mencapai 68,6 persen dari keseluruhan kredit UMKM, ujar dia.

Ia menyampaikan perbaikan kredit UMKM terutama terjadi pada sektor transportasi yang tumbuh dari 10,8 persen menjadi 15,5 persen dan bangunan dari 1,3 persen menjadi 2,9 persen.

Meningkatnya permintaan sewa kendaraan dan kebutuhan transportasi menjelang arus mudik terindikasi mendorong peningkatan kredit sektor transportasi, katanya.

Kemudian, penyelesaian sejumlah proses lelang proyek pemerintah serta tradisi masyarakat yang melakukan renovasi rumah dan tempat usaha menjelang Lebaran mendorong meningkatnya permintaan kredit sektor bangunan, lanjut dia.

Di sisi lain, ia menyebutkan kredit UMKM sektor perdagangan yang memiliki pangsa sebesar 67,3 persen dari total kredit UMKM, tercatat sedikit melambat menjadi 13,6 persen pada triwulan II atau turun dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 14,1 persen.

Akan tetapi meningkatnya pertumbuhan kredit UMKM tidak disertai dengan perbaikan kualitas kredit yang tercermin dari rasio kredit bermasalah yang mencapau 7,2 persen, katanya.

"Angka tersebut sudah melampaui ketentuan batas aman yang ditetapkan BI sebesar 5 persen," kata dia menambahkan.

Untuk itu ia mengingatkan perlu ada perhatian dan sejumlah upaya dari perbankan untuk memperbaiki kualitas kredit UMKM sehingga tidak mengganggu ketahanan keuangan daerah.

Sementara Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta perbankan di Sumbar melakukan restrukturisasi kredit terkait dengan meningkatnya angka kredit bermasalah sektor UMKM.

"Caranya mengubah jangka waktu kredit dari semula tiga tahun menjadi lima tahun atau menurunkan angsuran pokok," kata Kepala Kantor OJK Sumbar, Indra Yuheri.

Ia melihat tingginya rasio kredit bermasalah sektor UMKM di Sumbar disebabkan terjadinya penurunan daya beli masyarakat sehingga aliran uang sektor perdagangan mendapat imbas.

Menurut dia salah satu solusi agar rasio kredit bermasalah dapat turun adalah meningkatkan daya beli masyarakat namun persoalannya penurunan daya beli terjadi pada semua sektor. (ant)

0 comments

    Leave a Reply