Penutupan PPSA XXIII Tahun 2021 Lemhannas RI, Bamsoet Ajak Perkuat Wawasan Kebangsaan
IVOOX.id, Jakarta - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengapresiasi hasil seminar dan kajian yang telah dilakukan peserta Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) XXIII Tahun 2021 Lemhannas RI mengenai Roadmap Sistem Pendidikan Alternatif dalam Pusaran Pandemi dan Perkembangan Teknologi Menyambut Indonesia Emas 2045. Menghasilkan tiga tahapan strategi roadmap, yakni tahap pemberdayaan, peningkatan kapasitas guru dan dosen, serta tahap pengembangan dan penguatan.
Untuk mencapai tiga tahapan strategi tersebut, Peserta PPSA XXIII Tahun 2021 Lemhannas RI turut memberikan rekomendasi kebijakan yang bisa dijalankan Presiden Joko Widodo. Ada rekomendasi umum yang terdiri dari, pendidikan karakter, penyiapan nilai karakter, rencana aksi nasional tentang nilai-nilai karakter, dan harmonisasi sinkronisasi.
"Sedangkan rekomendasi secara khusus terdiri dari enam hal. Pertama, undang-undang sistem pendidikan nasional yang komprehensif. Kedua, perubahan konseptual jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Ketiga, perubahan pendanaan pendidikan yang difokuskan ke dalam peningkatan kapasitas guru dan dosen. Keempat, perubahan konseptual kurikulum menuju proses belajar yang aktif, kreatif, dan inovatif. Kelima, perubahan pendidikan vokasi dalam sistem pendidikan nasional agar sesuai kompetensi kerangka kualifikasi Indonesia (KKNI). Keenam, penerapan pendidikan karakter secara utuh pada semua jenjang pendidikan, melalui integrasi dan implementasi, pendalaman, serta penguatan," ujar Bamsoet usai menghadiri Penutupan PPSA XXIII Tahun 2021 Lemhannas RI, secara virtual di Jakarta, Kamis (14/10/21).
Ketua DPR RI ke-20 yang juga alumni Kursus Singkat Angkatan XIII Lemhannas KSA XIII 2005 ini menjelaskan, setelah menempuh pendidikan dan pelatihan di Lemhannas, para alumni harus bisa berkontribusi mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian, berlandaskan gotong royong. Sekaligus menjadi agen bangsa dalam memantapkan wawasan kebangsaan dalam rangka membangun karakter kebangsaan.
"Saat ini kita berada dalam dunia yang jauh berbeda dibanding era sebelumnya. Dinamika lingkungan strategis dan laju peradaban zaman diwarnai kompetisi dan perebutan pengaruh negara-negara besar, yang telah menempatkan Indonesia pada pusaran kepentingan global. Jika tidak siap dan waspada, kita dapat saja tergilas dalam kompetisi global yang tidak mengenal batasan ruang dan waktu. Berbaurnya ancaman militer dan non-militer mendorong terciptanya dilema geopolitik dan geostrategis global yang sulit diprediksi dan diantisipasi," jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menerangkan, Indonesia juga menghadapi potensi ancaman yang mewujud dalam bentuk gangguan separatisme, terorisme, konflik komunal, radikalisme, serta berbagai bentuk gangguan lain seperti ancaman keamanan maritim. Kedepan, seiring dengan perkembangan zaman, berbagai ancaman dan tantangan kebangsaan yang akan dihadapi tentunya akan semakin kompleks dan multi dimensional.
"Menyikapi hal ini, kita membutuhkan hadirnya sumberdaya-sumberdaya manusia tangguh dan berkarakter, yang mampu menjawab berbagai tantangan zaman. Di sinilah makna penting eksistensi Lemhannas sebagai pusat layanan unggulan yang berkualitas dan kredibel dalam bidang ketahanan nasional," pungkas Bamsoet.
0 comments