April 26, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Penurunan IHSG Bukan Karena Isu Rush Money

iVooxid, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Kamis (24/11) ditutup turun 2% menjadi 5.107 poin. Penurunan itu disebabkan oleh penguatan kurs dolar Amerika Serikat (AS) terhadap berbagai mata uang di dunia. Apresiasi kurs dolar AS tersebut membuat para investor asing menjual portofolio saham-saham mereka di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan memindahkan investasi mereka ke luar Indonesia.

“Apresiasi kurs dolar AS terhadap berbagai mata uang dunia disebabkan oleh sentimen Trump Effect yang terus berlanjut. Itu diindikasikan oleh kenaikan indeks Dow Jones dan indeks SP500 di pasar saham AS selama lima hari terakhir ini. Kondisi itu menyebabkan investor asing di BEI memindahkan portofolio mereka ke investasi berdenominasi dolar AS,” papar Reza Priyambada, pengamat pasar modal dari Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) di Jakarta, Kamis (24/11) malam.

Reza mengemukakan, Trump Effect diperkirakan akan berlangsung lama karena kebijakan Trump untuk memangkas pajak korporasi, meningkatkan belanja infrastruktur AS dan menaikkan upah pekerja diperkirakan bakal mendorong pertumbuhan ekonomi AS. Dengan kata lain, kepercayaan pasar terhadap kebijakan Trump tersebut akan menggerakkan perekonomian domestik AS.

Sementara itu, demikian Reza, apresiasi kurs rupiah disebabkan oleh hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) yang semakin mempertegas langkah The Fed untuk menaikkan suku bunga pada akhir tahun ini. Karena itu, perdagangan saham di BEI diprediksi akan terus dibayangi oleh sentimen negatif akibat apresiasi kurs dolar AS tersebut hingga The Fed merealisasikan kenaikan suku bunganya.

“Selama The Fed belum menaikkan suku bunga, maka IHSG akan terus tertekan. Kalaupun IHSG naik, tetapi itu hanya sementara saja. Meski demikian, titik support penurunan IHSG berada di level antara 5.043-5.040 poin,” imbuhnya.

Sebaliknya, menurut Reza, apresiasi dolar AS akan menjadi sentimen positif bagi saham-saham di BEI yang emitennya berorientasi ekspor. Karena itu, kendati IHSG turun, pelaku pasar tetap dapat memperhitungkan pergerakan harga-harga saham emiten komoditas, yakni pertambangan, perkebunan dan manufaktur. Rata-rata, harga saham pertambangan cukup bagus ketika dolar AS mengalami apresiasi. Itu karena rata-rata emiten pertambangan berorientasi ekspor.[abr]

0 comments

    Leave a Reply