April 25, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Penundaan Pajak Progresif Properti Jadi Katalis Positif untuk Akumulasi BSDE

iVOOXid, Jakarta – Kebijakan pemerintah untuk menunda rencana penerapan pajak progresif properti diperkirakan bakal menjadi katalis positif bagi saham-saham sektor properti. Penundaan itu dilakukan karena permintaan di sektor properti hingga kini masih lemah.

Adapun usulan pajak progresif properti tersebut terdiri dari pajak progresif pada kepemilikan kedua atas lahan, pajak atas aset yang tidak dimanfaatkan dan dapat diterapkan pada apartemen yang tidak dihuni atau tidak dijual dan pajak keuntungan atas transaksi jual-beli properti.

Menurut Eveline Liaw, analis PT Indo Premier Sekuritas, pembatalan penerapan pajak properti tersebut secara umum diprediksi dapat meningkatkan sentimen beli di kalangan para investor.

Di tengah penurunan permintaan produk-produk properti, pemerintah mengambil kebijakan untuk mengurangi besaran loan to value (LTV). Karena itu, demikian Eveline, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), perusahaan properti milik grup Sinarmas, diperkirakan akan diuntungkan oleh kondisi tersebut.

Pasalnya, menurut Eveline, di tengah penurunan permintaan terhadap produk-produk properti, BSDE diyakini memiliki fundamental yang kuat, apalagi disertai dengan penurunan besaran LTV, sehingga kondisi tersebut akan menguntungkan BSDE sebagai penerima manfaat dari penangguhan permintaan terhadap hunian di tingkat end user.

Pada triwulan pertama 2017, BSDE membukukan laba bersih Rp733 miliar, atau melonjak 183% dibandingkan periode yang sama pada 2016. Laba bersih perusahaan properti tersebut juga menunjukkan kenaikan 15% jika dibandingkan dengan realisasi laba pada triwulan keempat 2016.

Marjin laba bersih BSDE naik signifikan sebesar 41,8% pada triwulan pertama 2017 dibandingkan pada triwulan pertama 2016 sebesar 23,4%. Hal itu didukung oleh kenaikan laba bersih senilai Rp125 miliar dari pembelian PT Kerawang Bukit Golf dan juga penurunan pada beban bersih lain-lain akibat penurunan biaya kredit rata-rata.

Penjualan BSDE pada triwulan pertama 2017 meningkat 59% menjadi Rp1,7 triliun dibandingkan di periode yang sama pada 2016. Peningkatan penjualan tersebut berasal dari kenaikan pengakuan pendapatan dari penjualan rumah tapak sebesar 91% dan pertumbuhan penjualan lahan sebesar 18% dibandingkan pada kuartal pertama 2016. Sementara itu, pendapatan berkesinambungan (recurring income) perseroan bergerak flat.

Karena itu, marjin laba kotor BSDE pada triwulan pertama 2017 turun menjadi tinggal 67% dibandingkan periode yang sama pada 2016 sebesar 75%. Itu akibat kenaikan kontribusi penjualan rumah tapak yang mencapai 53% pada triwulan pertama 2017 dibandingkan periode yang sama 2016 sebesar 33%. Sedangkan marjin laba operasional turun dari 41% pada kuartal pertama 2016 menjadi tinggal 38% pada triwulan pertama 2017. Hal tersebut sejalan dengan penurunan marjin laba kotor.

Sementara itu, penjualan pemasaran (marketing sales) BSDE pada Januari-Maret 2017 tercatat sebesar Rp1,6 triliun, atau tumbuh sekitar 33% dibandingkan periode yang sama pada 2016. Realisasi marketing sales BSDE pada triwulan pertama tahun ini sudah mencapai sekitar 22% dari target marketing sales BSDE setahun penuh pada 2017. Itu akibat penjualan lahan tersisa kepada Mitsubishi.

Di luar penjualan lahan, marketing sales BSDE turun 37% per Maret 2017. Itu akibat dari penurunan taham penjualan properti untuk hunian sebesar 49% dibandingkan per Maret 2016. Penurunan tersebut juga disebabkan kurangnya inovasi produk-produk properti yang baru dan BSDE hanya mengembangkan 1 klaster hunian pada triwulan pertama 2017 dibandingkan 3 klaster hunian pada triwulan pertama 2016.

Kendati demikian, klaster Alegria telah terjual 100%, atau sebanyak 184 unit, dengan rentang harga Rp1,3-1,8 miliar per unit. Tingkat penjualan unit-unit klaster tersebut yang berkisar 70-100% memang lebih baik dibandingkan rata-rata tahun lalu. Hal tersebut membuktikan permintaan terhadap produk-produk hunian BSD City tetap solid. Karena itu, BSDE akan merilis lebih banyak lagi klaster-klaster hunian pada semester kedua 2017, atau tepatnya setelah Hari Raya Lebaran agar permintaan terhadap produk-produk properti hunian tersebut akan menjadi lebih baik.

Dengan memperhitungkan fundamental BSDE pada triwulan pertama 2017 tersebut, Eveline merekomendasikan BUY terhadap saham BSDE dengan target harga Rp2.600 per unit. Target harga tersebut mencerminkan price to earnings ratio (PER) sebesar 18 kali hingga akhir 2017. Kondisi tersebut berpotensi mendorong kenaikan harga saham BSDE saat ini hingga 40%.[abr]

0 comments

    Leave a Reply