April 29, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Penuhi Syarat, IPO Nindya Karya Paling Cepat 2018

IVOOX.id, Jakarta - PT Nindya Karya (Persero) dijadwalkan akan melepas kepemilikan saham kepada publik (IPO) paling cepat tahun 2018 seiring dengan segera tuntasnya restrukturisasi perusahaan.

"Persiapan IPO sudah dilakukan, tinggal menunggu waktu yang tepat untuk masuk ke pasar modal. Bisa 2018 tapi bisa juga di tahun berikutnya, tergantung situasi pasar," kata GM Investment PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA), Boedi Djatmiko, di Malang, Jumat (17/11/2017).

PPA merupakan pemegang 99 persen saham Nindya Karya sejak perusahaan konstruksi ini masuk dalam program restrukturisasi PPA tahun 2012.

"Sejak kami tangani, Nindya Karya menjadi anak usaha PPA. Program restrukturisasinya sudah hampir selesai," ujarnya.

Ia menjelaskan, sejak masuk dalam daftar restrukturisasi PPA, kinerja keuangan Nindia Karya terus mengalami peningkatan.

Pada tahun 2016 Nindya Karya membukukan pendapatan sebesar Rp4,6 trilliun dengan laba sekitar Rp180 miliar.

Kontrak baru yang diraih perusahaan juga terus melonjak yang ditargetkan mencapai sekitar Rp10 triliun pada 2017. Belum termasuk kontrak "carry over" (peralihan dari tahun sebelumnya) sebesar Rp7,9 triliun.

"Dengan performa kinerja keuangan tersebut, Nindya Karya sudah sangat memenuhi syarat untuk IPO," kata Boedi.

Ia pun memperkirakan kapitalisasi pasar Nindya Karya saat IPO bisa berkisar Rp4 triliun-Rp4,5 triliun. Sementara sampai dengan kuartal III 2017 total aset sudah mencapai sekitar Rp4,7 triliun.

Meski begitu, Boedi tidak bisa memastikan kapan waktu yang tepat untuk mencatatkan saham Nindya Karya di Bursa Efek Indonesia, termasuk berapa besar saham yang akan dilepas ke publik.

Kita lihat 'timing' yang bagus. Tahun 2018 dan menjelang 2019 memasuki tahun politik. Selain itu, sejumlah anak usaha BUMN konstruksi juga sedang antri IPO di Bursa Efek Indonesia," ujarnya.

Ia hanya menjelaskan bahwa dana hasil IPO akan digunakan untuk menambah modal kerja perusahaan.

Sementara itu, GM Business Advisory & Asset Management Ardian Pratama menambahkan, modal merupakan hal utama dalam bisnis kontraktor.

"Pemerintah menugasi PPA agar menyehatkan Nindya Karya, seperti yang pernah kami lakukan pada PT Waskita Karya (Persero) beberapa lalu," ujarnya.

Ia menjelaskan, selama proses restrukturisasi, PPA sudah melakukan penambahan modal dalam bentuk dana talangan kepada Nindya Karya sebesar Rp500 miliar. (ant)

0 comments

    Leave a Reply