October 10, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Pengusaha Bakal Untung Rp1.517 Triliun dari Ekonomi Hijau

IVOOX.id - Transisi energi ekstraktif menuju ekonomi hijau dinilai akan memberikan keuntungan yang cukup besar bagi masyarakat termasuk para pengusaha. Hal itu diungkapkan Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira dalam acara Launching Policy Brief Nasib Transisi Ekonomi Hijau di Tahun Politik yang digelar pada Selasa (19/12/2023).

Bhima mengatakan data yang dihimpun Celios mengenai proyeksi keuntungan dari ekonomi hijau akan memberikan jawaban dari kekhawatiran para pengusaha saat ini.

"Kalau bergeser ke sektor yang lebih bersih, ekonomi sirkular, transisi energi, (proyeksi) keuntungan bagi pengusaha Rp1.517 triliun. Kita hitung kalau sumber ekstraktif dan kotor, surplus usahanya relatif lebih kecil dengan Rp1.152 triliun," kata Bhima Yudhistira pada Selasa (19/12/2023).

Lantas menurut Bhima apabila para pengusaha tidak memberikan dukungan pada transisi energi ekstraktif menuju ekonomi hijau justru mereka akan kehilangan surplus ekonomi yang sangat besar.

"Jadi pengusaha kalau tidak mendukung transisi ekonomi hijau, menghambat transisi, dan senang dengan fosil, dia akan kehilangan surplus ekonomi sangat besar," jelas dia.

Pada kesempatan tersebut Bhima juga mengaitkan data yang dikeluarkan Celios dengan para pengusaha-pengusaha yang ada di balik layar calon presiden dan calon wakil presiden di Pemilu 2024. Menurutnya para pengusaha-pengusaha tersebut memiliki hak untuk berpolitik dalam bisnisnya.

"Tapi orientasi bisnisnya ke ekonomi hijau. Kalau di sektor perbankan, salurkan ke sektor-sektor usaha ramah lingkungan," ujarnya.

Lebih lanjut Bhima menjelaskan dua metode penghitungan untuk membandingkan dampak pada input investasi langsung antara ekonomi ekstraktif dan transisi ekonomi hijau. Menurutnya Celios dan Greenpeace menggunakan model input-output.

"Asumsi pertama, yakni dalam jangka 10 tahun keseriusan politik dari pemerintah menjalankan ekonomi hijau. Termasuk, adanya komitmen pendanaan hijau dari perbankan, lembaga pembiayaan, serta kebijakan fiskal dan moneter," katanya.

Asumsi skenario kedua ialah dengan jangka waktu yang sama pemerintah tetap menjalankan ekonomi ekstraktif atau disebut sebagai business as usual (BAU). Artinya ekonomi Indonesia ditopang dari sektor migas hingga batu bara.

Dari dua perbandingan itu, menurut Bhima para pengusaha tak memiliki alasan untuk tidak mendukung transisi ekonomi hijau ini, yang jelas-jelas akan lebih menguntungkan.

0 comments

    Leave a Reply