March 29, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Penguatan Rupiah Gagal Dongkrak Harga Obligasi

IVOOX.id, Jakarta - Meski laju rupiah mencoba untuk berbalik menguat, tidak membuat laju pasar obligasi turut terapresiasi.

Pelaku pasar masih kembali melakukan aksi jual seiring masih adanya kekhawatiran kembali meningkatnya laju imbal hasil obligasi AS.

"Sementara itu, masih minimnya sentimen positif yang dapat dijadikan pegangan pelaku pasar membuat pergerakan sejumlah seri masih melemah," kata Reza Priyambada, analis senior Binaartha Sekuritas, di Jakarta, Senin (26/2/2018).

Adapun untuk pergerakan masing-masing tenor ialah untuk tenor pendek (1-4 tahun) imbal hasilnya rata-rata turun -0,88 bps; tenor menengah (5-7 tahun) naik 6,48 bps; dan panjang (8-30 tahun) naik 1,60 bps.

"Kembali adanya aksi jual membuat pergerakan sejumlah seri kembali mengalami pelemahan," ujarnya.

Pada FR0063 yang memiliki waktu jatuh tempo ±10 tahun dengan harga 98,99% memiliki imbal hasil 5,85% atau naik 0,02 bps dari sebelumnya di harga 99,08% memiliki imbal hasil 5,83%.

Untuk FR0075 yang memiliki waktu jatuh tempo ±20 tahun dengan harga 102,38% memiliki imbal hasil 7,27% atau turun -0,05 bps dari sehari sebelumnya di harga 101,86% memiliki imbal hasil 7,32%.

Pada Jumat (23/2), rata-rata harga obligasi Pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price turun -0,07 bps di level 118,29 dari sebelumnya di level 118,37.

Sementara itu, rata-rata harga obligasi korporasi yang tercermin pada INDOBeX Corporate Clean Price turun -0,08 bps di level 109,96 dari sebelumnya di level 110,06.

Pergerakan imbal hasil SUN 10Yr berada di level 6,71% dari sebelumnya di level 6,43% dan US Govn’t bond 10Yr di level 2,87% dari sebelumnya di level 2,95% sehingga spread di level kisaran 383,7 bps lebih tinggi dari sebelumnya 347,8 bps.

Sementara pada laju imbal hasil obligasi korporasi, pergerakannya kembali variatif. Pada obligasi korporasi dengan rating AAA dimana imbal hasil untuk tenor 9-10 bergerak naik di kisaran level 8,10%-8,15%.

Lalu, obligasi korporasi dengan rating AA untuk tenor 9-10 tahun, imbal hasilnya di kisaran level 9,01%-9,03%. Untuk imbal hasil pada rating A dengan tenor 9-10 tahun di kisaran 10,03%-10,07%, dan pada rating BBB di kisaran 12,70%-13,00%.

Minimnya sentimen positif, kata Reza, membuat laju pasar obligasi dalam negeri cenderung melemah. "Selain itu, masih maraknya aksi jual memberikan tekanan pada pasar obligasi dalam negeri sehingga menghalangi potensi pembalikan arah menguat," timpal Reza.

Diperkirakan dia, pasar obligasi masih cenderung melemah namun, diharapkan dapat lebih terbatas. "Tetap mewaspadai masih adanya sejumlah sentimen yang dapat menahan kenaikan sejumlah seri obligasi, terutama dari masih berlanjutnya kenaikan imbal hasil obligasi AS," imbuhnya. (jaw)

0 comments

    Leave a Reply