May 1, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Penguatan Pasar Obligasi masih Perlu Diuji

IVOOX.id, Jakarta - Di tengah pelemahan rupiah, laju pasar obligasi mampu bergerak positif. Pelaku pasar memanfaatkan pelemahan sebelumnya untuk kembali masuk.

Di sisi lain, turunnya imbal hasil obligasi AS turut membantu pergerakan pasar obligasi dalam negeri. "Pasar mencoba mengambil posisi sementara, jelang pertemuan FOMC the Fed," kata Reza Priyambada, analis senior Binaartha Sekuritas di Jakarta, Selasa (20/3/2018).

Adapun untuk pergerakan masing-masing tenor ialah untuk tenor pendek (1-4 tahun) imbal hasilnya rata-rata turun -2,09 bps; tenor menengah (5-7 tahun) turun -4,55 bps; dan panjang (8-30 tahun) turun -0,28 bps.

Laju pasar obligasi mulai menguat. Pada FR0063 yang memiliki waktu jatuh tempo ±10 tahun dengan harga 98,3% memiliki imbal hasil 5,99% atau turun -0,08 bps dari sebelumnya di harga 98,08% memiliki imbal hasil 6,07%.

Untuk FR0075 yang memiliki waktu jatuh tempo ±20 tahun dengan harga 102,20% memiliki imbal hasil 7,288% atau turun -0,01 bps dari sehari sebelumnya di harga 102,14% memiliki imbal hasil 7,294%.

Pada Senin (19/3/2018), rata-rata harga obligasi Pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price naik 0,09 bps di level 117,67 dari sebelumnya di level 117,56.

Sementara itu, rata-rata harga obligasi korporasi yang tercermin pada INDOBeX Corporate Clean Price naik 0,04 bps di level 109,27 dari sebelumnya di level 109,23.

Pergerakan imbal hasil SUN 10Yr berada di level 6,715% dari sebelumnya di level 6,72% dan US Govn’t bond 10Yr di level 2,852% dari sebelumnya di level 2,85% sehingga spread di level kisaran 385,1 bps lebih rendah dari sebelumnya 386,3 bps.

Sementara pada laju imbal hasil obligasi korporasi, pergerakannya mulai turun. Pada obligasi korporasi dengan rating AAA dimana imbal hasil untuk tenor 9-10 bergerak naik di kisaran level 8,50%-8,55%.

Lalu, obligasi korporasi dengan rating AA untuk tenor 9-10 tahun, imbal hasilnya di kisaran level 9,02%-9,03%. Untuk imbal hasil pada rating A dengan tenor 9-10 tahun di kisaran 10,15%-10,25%, dan pada rating BBB di kisaran 12,96%-13,02%.

Menguatnya pasar obligasi, kata Reza, membuka peluang untuk terjadinya penguatan kembali. "Akan tetapi, kenaikan ini kambali harus diuji seiring masih adanya sentimen yang dapat menghalangi potensi kenaikan tersebut," ujarnya.

Jelang pertemuan FOMC, umumnya diikuti dengan terapresiasinya dolar AS yang berimbas pada melemahnya rupiah.

Meski demikian, diharapkan aksi beli dapat bertahan agar pasar obligasi tetap bergerak positif, meski tipis. "Tetap mewaspadai masih adanya sejumlah sentimen yang dapat menahan potensi pembalikan arah naik dari sejumlah obligasi," pungkas Reza. (jaw)

0 comments

    Leave a Reply