May 19, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Pengamat Optimistis Sektor Prioritas Genjot Pertumbuhan

iVOOXid, Kupang - Pengamat ekonomi Universitas Widya Mandira (Unwira) Kupang Dr Thomas Langoday optimistis Rencana Kerja Pemerinah (RKP) 2018 yang fokus pada sektor prioritas akan mendorong ekonomi pada kisaran 5,4-6,1 persen, atau pada titik 5,6 persen.

"Hal ini jika didukung dengan penguatan perencanaan berbasis kewilayahan yang dilakukan dengan penyusunan proyek prioritas hingga rinci rencana lokasi pembangunan dan penguatan integrasi sumber pendanaan, sehingga hasil pertumbuhan pertumbuhannya nyata," katanya di Kupang, Kamis (27/4/2017).

Dekan Fakultas Ekonomi nonaktif mengatakan hal itu menanggapi Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro terkait sektor prioritas dan dampaknya bagi pertumbuhan dalam kegiatan Musrenbangnas yang dilaksanakan 26 April hingga 9 Mei 2017.

Dalam rancangan RKP 2018, pertumbuhan ekonomi 2018 diharapkan dapat mencapai kisaran 5,4-6,1 persen, atau pada titik 5,6 persen. Untuk mencapai target tersebut, pemerintah fokus pada enam sektor utama yang memiliki sumbangan terbesar terhadap pertumbuhan, yaitu industri pengolahan terutama non migas, pertanian, perdagangan, informasi dan komunikasi, konstruksi, serta jasa keuangan.

Pada 2018, pembangunan difokuskan pada tiga sektor prioritas yang akan ditingkatkan peranannya terhadap pertumbuhan dan penciptaan lapangan pekerjaan yakni industri pengolahan, pertanian, dan pariwisata. Sementara itu, konsumsi dan investasi tetap harus menjadi pendorong pertumbuhan.

Di NTT kata dia, sektor pertanian dan pariwisata oleh Pemerintah Daerah setempat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Sehingga kemungkinan untuk meredisain lagi membutuhkan waktu, sementara masa jabatan berakhir Juni 2018, kecuali untuk kepemimpinan selanjutnya di daerah berbasis kepulauan itu.

Pada sektor pertanian yang tengah digulirkan dengan tekad menjadi "NTT sebagai provinsi jagung" dipandang hasilnya belum maksimal karena masih membutuhkan waktu untuk mencapainya.

Bahkan oleh BPS setempat mencatat pada triwulan I-2017 sektor Pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyumbang angka kemiskinan.

Karena sebagian besar masyarakat desa hidup dari bertani dengan sistim teba bakar serta mengabaikan pola pertanian yang modern dan berorientasi pasar.

Hal ini terjadi karena mayoritas orang NTT memilih mengkonsumsi pangan beras/nasi ketimbang produk atau pangan lokal yang ada dan dimiliki daerah yang berkarakteristik iklim semi arid dan cocok untuk mengembangan sektor pertanian.

Di sektor Pariwisata kata Langoday, Nusa Tenggara Timur memiliki potensi pariwisata menjadi daya tarik wisatawan domestik dan mancanegara.

Berbagai survei terkait potensi dan objek pariwisata menarik wisatawan menempatkan Pulau Dewata Bali dan Kota Surabaya dalam beberapa tahun terakhir ini menjadi kunjungan banyak wisatawan, maka NTT juga tidak salah menempati urutan ketiga.

Bahkan menurut dia, apabila disurvei dari aspek potensi objek dan detinasi pariwisata yang ada dan dimilki maka NTT bisa nyalib Kota Surabaya dalam hal kunjungan wisatwan dua tahun terakhir ini.

Apalagi setahun terakhir ini NTT terus menata kawasan strategis pariwisata setempat yang memiliki keunikan dan daya tarik bagi wisatawan dibagi dalam lima zona.

Kelima zona itu masing-masing Manggarai Barat (Labuan Bajo), Manggarai Timur, Ngada dan Nagekeo. Kawasan kedua adalah Ende dan sekitarnya sampai Sikka.

Ketiga adalah Alor dan sekitarnya sampai Flores Timur dan Lembata. Keempat adalah Pulau Timor, Rote dan Sabu. Sementara kawasan kelima adalah Waikabubak dan sekitarnya di Sumba.

Di Pulau Timor misalnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Belu menyatakan siap memajukan pariwisata di Kota Atambua sehingga dapat menarik minat lebih banyak wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

Jadi menurut Calon Wakil Bupati Lembata hasil pemilihan 17 Februari 2017 terpilih apabil NTT fokus pada dua sektor itu lalu ditambah dengan infrastruktur dan investasi sebagai sektor pemicu pertumbuhan, maka yakinlah bahwa angka kemiskinan di daerah ini pasti menurun drastis dan peringkat NTT pastipula terkoreksi ke rangking atas. (ant)

0 comments

    Leave a Reply