October 6, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Pengamat Burhanuddin Muhtadi dan M Qodari: Motif Jokowi Bawa Sandiaga Hingga Risma ke Kabinet

IVOOX.id, Jakarta - Pengamat politik Burhanuddin Muhtadi menilai Presiden Joko Widodo memiliki tujuan khusus dengan memasukkan nama-nama populer ke Kabinet Indonesia Maju.

Diketahui, Jokowi baru saja melantik 6 Menteri baru, diantaranya Sandiaga Uno di posisi Menparekraf dan Tri Rismaharini sebagai Menteri Sosial.

Sebelumnya, Jokowi sudah punya nama populer di Kabinet Indonesia Maju seperti Erick Thohir hingga Prabowo Subianto.

Sederet nama ini kerap dikaitkan akan maju di Pilpres 2024.

Pengamat Politik Burhanuddin Muhtadi mengungkap dugaan tujuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk sejumlah nama populer sebagai menteri baru.

Burhanuddin menyebut Jokowi tengah mencari cara agar kinerja di periode kedua tak dianggap buruk.

Seperti yang diungkapkan Burhanuddin dalam kanal YouTube Apa Kabar Indonesia tvOne, Sabtu (26/12/2020).

Burhanuddin Muhtadi pun menyinggung soal Pilpres 2024 mendatang.

Karena tak bisa lagi mencalonkan diri, Jokowi disebutnya tengah berupaya membuat citra positif di periode terakhir.

"Jokowi enggak bisa maju lagi 2024," kata Burhanuddin.

"Terus bagaimana caranya bisa memaksimalkan kinerja yang lebih baik di periode kedua?"

Menurutnya, memilih tokoh populer sebagai menteri menjadi satu di antara cara Jokowi.

Jika berhasil, besar kemungkinan sejumlah menteri maju sebagai capres 2024.

"Caranya tariklah orang-orang yang punya potensi berkinerja lebih baik kalau mereka punya insentif elektoral terpilih sebagai capres," ujar Burhanuddin.

"Jadi menteri-menteri ini seperti disodori atau dipacu supaya mereka bekerja lebih baik."

"Pak Airlangga Hartarto, Prabowo, tambah lagi Sandiaga Uno, ada Risma, ada Erick Thohir, ada Tito," tambahnya.

Tak hanya itu, Burhanuddin juga menyinggung soal keuntungan yang diperoleh Jokowi.

Menurutnya, Jokowi bisa menikmati hasil yang baik jika para menteri itu bekerja maksimal.

"Orang-orang ini bekerja untuk dirinya, untuk kabinet Pak Jokowi," tuturnya.

"Dan kalau mereka sukses mereka dapat insentif elektoral sebagai capres 2024."

"Tetapi ujungnya siapa yang menikmati? Pak Jokowi."

"Karena mereka ini ditunjuk sebagai pembantu Pak Jokowi," imbuhnya.

Meski masih 2024 mendatang, 3 tahun bukanlah waktu yang lama untuk menyiapkan nama-nama capres.

"Jadi ada tiga setidaknya yang saya lihat mengapa Pak Jokowi seperti ingin menumpuk sekian capres populer."

"Meskipun masih jauh 2024, tapi untuk menaikkan profil itu waktu tiga tahun bukan waktu yang pendek," tandasnya.

Pendapat M Qodari

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah melantik enam menteri barunya yang bergabung dalam Kabinet Indonesia Maju, Rabu (23/12/2020).

Dari enam menteri baru tersebut terdapat nama-nama yang berpeluang maju di Pilpres 2024 mendatang.

Nama yang paling kuat tentu adalah Sandiaga Uno yang kini menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Oleh karenanya, banyak yang menyebut susunan menteri Jokowi saat ini disebut sebagai Kabinet Capres 2024.

Belum lagi ada beberapa kandidat di Pilpres 2024 yang sebelumnya sudah masuk di kabinet.

Menanggapi hal itu, Pengamat Politik M Qodari mengaku tidak memungkirinya.

Dilansir dalam acara Dua Sisi 'tvOne', Kamis (24/12/2020), M Qodari mengatakan bahwa kondisi tersebut memang sengaja diciptakan oleh Jokowi.

Meski begitu, tujuan utamanya menunjuk menteri-menteri berkualias tentu untuk mengembalikan kepercayaan dari masyarakat.

"Saya kira Pak Jokowi punya kesadaran untuk pertama supaya bagaimana kabinetnya mendapatkan dukungan masyarakat," ujar M Qodari.

"Yang kedua agar kinerjanya bagus dan yang ketiga saya kira Pak Jokowi dengan sadar dan dengan sengaja membuat katakanlah semacam panggung bagi para pemimpin Indonesia," jelasnya.

M Qodari mengaku justru menanggapi baik kondisi yang diciptakan oleh Jokowi.

Dengan begitu menurutnya, masyarakat akan bisa mudah dalam menilai dan menentukan calon pemimpinnya nanti.

"Jadi yang bagus-bagus dikumpulin, supaya masing-masing bersaing dengan dirinya sendiri.

Menunjukkan kinerjanya, ide-idenya, itegritasnya dan menyerahkan kepada publik untuk memberikan penilaian," kata M Qodari.

M Qodari menyebut tidak ada yang tidak mungkin, dengan catatan yang bersangkutan memang memiliki kualitas dan punya dukungan dari masyarakat.

Dirinya lalu mencontohkan kasus Jokowi dalam prosesnya menuju orang nomor satu di Tanah Air.

"Jokowi sendiri kan juga melalui sebuah tahapan atau proses, dari wali kota dianggap bagus, lalu dipromosikan menjadi gubernur, dianggap bagus dan maju menjadi calon presiden," ungkapnya.

"Jadi menurut saya memang Pak Jokowi sedang mengumpulkan the best talents," pungkasnya.

0 comments

    Leave a Reply